Batu-Batu Beterbangan
batu-batu beterbangan, lalu hinggap perlahan-lahan
dalam kenangan
dingin hari, dingin luka dan dingin bulan
menolak hujan membasah bumi
kupukul punuk sapiku
gong berbunyi
kudengar derap tanpa langkah
tapi jejak-jejak nasib membercak
menyuruh pohon bunga condong ke tengah telaga
darah madura yang merah
berangkat bersama jagung dan padi
tapi seperti tertulis di nisan-nisan tua
senyum adalah ukuran pertama
batu-batu beterbangan, lalu hinggap perlahan-lahan
dalam kenyataan
aku ingin bernyanyi
tak ingin berhenti
Sumber: Horison (Maret-April, 1982)
Puisi: Batu-Batu Beterbangan
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.