Aku Tengah Melukismu
Aku tengah melukismu lewat jemari angin
Yang mencoreti udara dengan kwasnya yang basah
Burung-burung masih bernyanyi semenjak pagi
Di atas dahan dan bubungan. Dari jendela ini
Hanya bisa kurekam matamu yang menyorot dari timur
Rambutmu masih berenang di barat, ditarik ikan-ikan
Sedang kakimu perkasa menapaki bukit-bukit di utara
Aku tersentak karena matahari begitu dekat
Dan gaunmu yang putih terbakar ujungnya di selatan
Aku pun menterjemahkan semua gairah dan senyummu
Lewat ilalang dan bentangan garis dari tiang ke tiang
Yang diwarnai cahaya siang yang mewah
Menyiram rumput dan tanah. Aku masih melukismu
Saat kabut menyelimuti pelupukku dan berulang kali
Kusaksikan mendung berarak menciptakan bayang-bayang
Yang membungkus kesepianmu dari kobaran
Matahari. Ketika langit mengelam suaramu menjadi gaib
Menyusup semak-semak perdu dan menyisih
Dari kejaran waktu
1986
Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)
Analisis Puisi:
Puisi Aku Tengah Melukismu karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya yang kaya akan imaji dan perasaan. Melalui puisi ini, penulis menciptakan sebuah pengalaman emosional yang dalam, menggambarkan cinta yang tidak hanya menyentuh fisik tetapi juga melampaui batasan-batasan yang terlihat.
Penggambaran Cinta Melalui Imaji Alam
Di awal puisi, Acep Zamzam Noor menggunakan elemen alam sebagai media untuk melukiskan cinta. "Aku tengah melukismu lewat jemari angin" menciptakan gambaran tentang bagaimana cinta dapat dirasakan meskipun tidak secara langsung. Ini menunjukkan bahwa cinta memiliki kemampuan untuk hadir dalam berbagai bentuk, bahkan melalui angin yang berhembus dan mencoreti udara. Kekuatan imaji ini memberikan nuansa keindahan yang lembut dan puitis.
Kontras antara Keberadaan dan Ketidakhadiran
Puisi ini juga menunjukkan kontras yang kuat antara keberadaan fisik dan ketidakhadiran. Saat penulis menyebutkan bahwa dia "hanya bisa kurekam matamu yang menyorot dari timur," ada kesadaran akan keterbatasan dalam menjangkau cinta yang diidamkan. Penulis menggambarkan bagaimana dia merindukan sosok kekasihnya yang terpisah oleh ruang dan waktu, yang membuat pengalaman cinta ini menjadi lebih mendalam dan melankolis.
Kesadaran akan Waktu dan Perubahan
Di dalam puisi ini, ada kesadaran yang tajam akan waktu yang terus bergerak. Ketika penulis menyebutkan "ketika langit mengelam," kita dapat merasakan perubahan suasana hati seiring dengan perubahan cuaca. Suara kekasih yang "menjadi gaib" menciptakan kesan bahwa meskipun cinta itu nyata, ada saat-saat ketika ia sulit dijangkau. Ini menggambarkan bagaimana cinta dapat berubah seiring waktu, membuat kita merasa terpisah meskipun secara emosional masih terikat.
Melukis dengan Kata-kata
Melalui penggunaan kata-kata yang beragam, Acep Zamzam Noor menciptakan sebuah lukisan verbal yang menggambarkan cinta yang dalam dan kompleks. "Aku menterjemahkan semua gairah dan senyummu" menunjukkan usaha penulis untuk memahami dan mengekspresikan perasaan yang mungkin sulit dijelaskan. Ini mencerminkan keinginan untuk menangkap esensi cinta yang sering kali tak terucapkan, menggunakan alam dan emosi sebagai jembatan.
Kesepian dan Penerimaan
Kesepian menjadi tema yang mendominasi pada bagian akhir puisi. Ketika penulis merasakan kesepian yang dibungkus oleh "kabut" dan "mendung," kita melihat bagaimana cinta bisa membuat seseorang merasa kehilangan meskipun cinta itu sendiri masih ada. Namun, ada penerimaan dalam proses ini, yang menunjukkan bahwa meskipun ada jarak dan tantangan, cinta tetap menjadi kekuatan yang menggerakkan.
Puisi Aku Tengah Melukismu karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya yang menggambarkan kompleksitas cinta dengan cara yang halus dan mendalam. Melalui imaji alam dan refleksi emosional, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara cinta, kesepian, dan waktu. Di balik setiap kata, ada pengharapan dan keinginan untuk tetap terhubung meskipun dalam keterpisahan. Ini adalah contoh yang indah tentang bagaimana puisi dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan perasaan yang tidak selalu mudah dijelaskan, serta bagaimana cinta bisa melintasi batasan fisik dan emosional.
Biodata Acep Zamzam Noor:
- Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
- Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.