Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Aku Harus Pergi (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Aku Harus Pergi" karya Acep Zamzam Noor menghadirkan meditasi mendalam tentang pemisahan, kepergian, dan pelepasan. Dengan kata-kata yang ....

Aku Harus Pergi

Tak bisa kupenuhi panggilanmu
Meskipun suaramu bagaikan jeritan rem
Di telingaku. Pada titik di mana aku harus pergi
Dan membebaskan semua yang menyertai
Akan kutenggelamkan seluruh hidupku
Ke dalam sunyi. Tanpa menangis atau tersenyum
Aku meninggalkanmu sebelum malam tiba
Bukan sebagai kekasih atau seteru--
Sebagai sesuatu yang pernah ada
Yang pernah mengisi halaman buku

Seperti air aku harus mengalir, seperti sungai kecil
Menyelinap di antara batuan dan akar pohonan.
Terbebas dari perasaan sedih atau gembira
Dari kehilangan. Mungkin akan mengikuti arah angin
Mungkin akan bergabung dengan udara yang dingin
Tiba-tiba sebuah gunung muncul di hadapanku
Sedang lautan menghampar di belakangku--
Tidak, sayang, aku tak bisa kembali
Pada titik di mana aku harus benar-benar pergi
Dan membebaskan apapun yang setia mencintai

1988

Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Aku Harus Pergi" karya Acep Zamzam Noor menghadirkan meditasi mendalam tentang pemisahan, kepergian, dan pelepasan. Dengan kata-kata yang terukir puitis, penyair membawa pembaca ke dalam perjalanan emosional sang karakter yang merenungkan akan tiba waktunya untuk meninggalkan sesuatu yang pernah diisi dalam hidupnya.

Panggilan yang Tak Bisa Dipenuhi: Puisi dimulai dengan penegasan bahwa sang karakter tidak dapat memenuhi panggilan yang mungkin berasal dari suara yang meresahkan. Ini menciptakan atmosfer keterbatasan dan keputusan yang sulit.

Keputusan untuk Pergi: Keputusan untuk pergi diumumkan, menggambarkan bahwa akan tiba saatnya untuk meninggalkan segalanya dan menyerahkan hidup pada sunyi. Kepergian ini diungkapkan sebagai suatu tindakan yang membebaskan.

Pergi Sebelum Malam Tiba: Perginya sang karakter diusahakan sebelum malam tiba, menciptakan gambaran tentang kepergian yang dilakukan tanpa drama atau perasaan yang berlebihan. Ini menunjukkan kehendak untuk melanjutkan tanpa drama dan merenung sebelum kegelapan datang.

Pergi Sebagai Pelepasan: Penyair menyajikan ide bahwa kepergian adalah tindakan pelepasan. Sang karakter ingin menyelamkan seluruh hidupnya ke dalam sunyi, menggambarkan hasrat untuk menemukan ketenangan dan pembebasan dari segala sesuatu yang melekat.

Meninggalkan Jejak yang Abadi: Sang karakter meninggalkan jejaknya sebelum malam tiba, tidak sebagai kekasih atau seteru, melainkan sebagai sesuatu yang pernah ada dan mengisi halaman buku. Ini menekankan keunikan dan kenangan yang akan ditinggalkan, seperti sebuah kisah yang telah tercatat.

Metafora sebagai Air yang Mengalir: Sang karakter membandingkan dirinya dengan air dan sungai kecil yang mengalir di antara batuan dan akar pohonan. Metafora ini menggambarkan perjalanan hidup yang alamiah dan terus bergerak, terbebas dari perasaan sedih atau gembira.

Tidak Bisa Kembali: Meskipun mungkin akan mengikuti arah angin atau bergabung dengan udara yang dingin, sang karakter menyadari bahwa tidak ada kembali. Sebuah gunung muncul di hadapannya dan lautan menghampar di belakangnya, menciptakan gambaran ketidakmungkinan untuk kembali ke titik awal.

Pelepasan dari yang Mencintai: Puisi diakhiri dengan pernyataan bahwa sang karakter harus benar-benar pergi dan membebaskan apapun yang setia mencintai. Ini menciptakan gambaran tentang pelepasan emosional dan fisik dari ikatan yang ada.

Puisi "Aku Harus Pergi" menggambarkan perjalanan sang karakter menuju kepergian yang tak terelakkan. Dengan kata-kata yang indah dan makna yang mendalam, Acep Zamzam Noor berhasil menyajikan tema kepergian, pelepasan, dan keputusan untuk melanjutkan hidup. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan arti dari setiap keputusan untuk pergi, membebaskan diri dari masa lalu, dan memulai babak baru dalam perjalanan hidupnya.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Aku Harus Pergi
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.