Media Sosial Sebagai Pembatas Sosialisasi

Media Sosial sering diartikan sebagai platform digital yang digunakan kebanyakan orang untuk berkomunikasi, membagikan konten berupa tulisan, ....

Sekitar delapan miliar orang berada di bumi dan lebih dari 4,95 miliar orang di antaranya mengakses internet. Masing-masing orang yang mengakses internet memiliki setidaknya satu atau lebih akun di Media Sosial. Jika orang yang belum dapat mengakses internet juga memiliki akun di Media Sosial maka hampir seluruh orang di dunia ini dapat terpengaruh oleh Media Sosial.

Media Sosial sering diartikan sebagai platform digital yang digunakan kebanyakan orang untuk berkomunikasi, membagikan konten berupa tulisan, foto, video, dan juga sebagai penyedia fasilitas berupa aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.

Kebanyakan orang lebih mengartikan Media Sosial sebagai sarana komunikasi. Hal ini dibuktikan dari banyaknya pesan yang diterima perharinya dari aplikasi Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Media Sosial lainnya.

Media Sosial yang paling umum digunakan adalah Instagram, Twitter, TikTok, dan Facebook. Sebagian besar pengguna Media Sosial tersebut adalah remaja dan dewasa, dengan rentang usia 18-30 tahun yang merupakan generasi milenial. Sebanyak 93,5% dari kelompok milenial memiliki akun Media Sosial.

Selain itu, anak-anak yang masih di bawah umur juga sudah memiliki akun di sosial media pribadinya.

Pesatnya pengguna Media Sosial dikarenakan mudahnya mengakses akun Media Sosial, seakan-akan kita dapat memiliki media itu sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti radio, televisi tabung, dan koran memerlukan modal dan tenaga kerja yang banyak, lain halnya dengan Media Sosial.

Media Sosial dapat diakses dengan menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang terlalu besar, tanpa alat yang mahal, dan dapat dilakukan sendiri. Sebagai pengguna Media Sosial juga dapat bebas mengedit dan memodifikasi tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.

Keberadaan Media Sosial itu sendiri telah menciptakan generasi yang berbeda dari sebelumnya. Perkembangan teknologi dan informasi yang melahirkan Media Sosial di dunia ini atau dapat disebut sebagai era globalisasi dapat memberikan perubahan di lingkungan masyarakat, terutama dalam bersosialisasi.

Media Sosial Sebagai Pembatas Sosialisasi

Manusia pada umumnya tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang lain, karena hal itulah manusia perlu bersosialisasi dengan masyarakat luas. Bersosialisasi sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain untuk memperoleh ilmu dari suatu masyarakat tertentu, bersosialisasi juga penting untuk perkembangan individu agar dapat mengenali emosi, mengolah emosi, mampu bergaul, dan berempati dengan sesama di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, diusahakan setiap orang mampu bersosialisasi di lingkungan masyarakat.

Kebanyakan orang menyatakan dengan adanya Media Sosial, dapat mempermudah kita untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Namun nyatanya, sifat-sifat orang yang kita temui di Media Sosial belum tentu sepenuhnya benar.

Hubungan yang kita jalin di Media Sosial dapat berbeda ketika bertemu secara langsung di dunia nyata. Oleh karena itu, tidak jarang kita temui orang yang begitu akrab di Media Sosial, akan terasa canggung ketika bertemu di real life.

Di samping itu, Media Sosial juga dapat membatasi interaksi sosial. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan anak-anak, remaja, dan dewasa zaman ini dengan zaman dulu.

Anak-anak zaman dulu lebih senang bermain di luar bersama teman-temannya, berbeda dengan anak-anak zaman sekarang yang lebih memilih bermain gadget dibandingkan bermain ke luar bersama anak-anak yang lainnya.

Kebanyakan anak-anak sekarang lebih memilih bermain Media Sosial seperti TikTok, Instagram, dan sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya interaksi antar-teman karena terlalu banyak menatap gadget dan berdiam diri di rumah.

Remaja dan orang dewasa zaman sekarang juga berbeda dengan zaman dulu. Namun, perbedaan ini lebih terlihat pada remaja zaman sekarang.

Dengan adanya Media Sosial ini, remaja zaman sekarang terlihat lebih individualisme dan tidak terbuka dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan gangguan berupa cemas dan depresi. Dikarenakan mereka tidak terbuka dengan yang lain atau lebih memendam perasaannya sendiri, dapat memicu depresi dan berujung bunuh diri.

Mengapa demikian? Karena ketika terlalu nyaman dengan dunia maya yang meliputi gadget, Media Sosial, dan sejenisnya, kemampuan bersosialisasi akan terhambat dikarenakan kurangnya interaksi dengan orang lain, sehingga memunculkan sifat individualisme.

Selain itu, Media Sosial juga dapat membuat kita berpikir bahwa hidup kita tidak berguna karena apa yang ditampilkan di Media Sosial rata-rata menggambarkan citra yang sempurna.

Sebagai agen perubahan dunia di era globalisasi ini, alangkah baiknya membatasi penggunaan Media Sosial. Gunakan Media Sosial seperlunya saja.

Walaupun ketertarikan remaja maupun masyarakat luas pada Media Sosial dapat membawa pembangunan suatu bangsa, tetapi jika penggunaannya berlebih maka dapat membahayakan juga.

Oleh karena itu, lebih baik mengontrol penggunaan Media Sosial dan tetap menjalin interaksi antar-teman maupun orang lain, supaya terhindar dari hal-hal negatif yang dapat merugikan diri kita sendiri.

Biodata Penulis:

Arta Gita Siagian lahir pada tanggal 11 Mei 2004 di Bekasi.

© Sepenuhnya. All rights reserved.