Kota Surakarta merupakan salah satu pusat kesenian dan kebudayaan yang ada di Jawa Tengah. Seni dan budaya telah menjadi salah satu daya tarik utama dari Kota Surakarta sendiri yang banyak diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, serta memiliki slogan “Solo, The Spirit of Java” yang mencerminkan kedalaman makna akan akar budaya, seni, dan sejarah Kota Surakarta.
Wayang orang merupakan salah satu kesenian yang terkenal di Kota Surakarta. Wayang orang juga merupakan kesenian yang paling lengkap di antara kesenian yang lain karena di dalamnya terdiri dari gabungan beberapa kesenian seperti seni musik berupa gamelan dan tembang, seni tari, seni teater, dan juga seni rupa.
Selain itu wayang orang juga dapat disebut sebagai kesenian ningrat karena lahir dan digunakan sebagai hiburan di lingkungan kerajaan dan keraton pada zaman dulunya.
Namun, pada saat ini khalayak ramai mampu menyaksikan pertunjukan wayang orang bahkan bisa dikatakan jika wayang orang pada saat ini adalah salah satu hiburan rakyat di Kota Surakarta.
Kesenian wayang orang khas Surakarta adalah Wayang Orang Sriwedari yang merupakan kesenian teater tradisional yang memadukan antara tarian, drama, dan koreografi.
Wayang orang ini diperankan oleh manusia dengan mengambil cerita dari kisah Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya.
Seni wayang orang ini merupakan warisan budaya sejak zaman kerajaan, kemudian diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi melalui tradisi.
Eksistensi Wayang Orang Sriwedari dimulai dari tahun 1901 bersamaan dengan berdirinya Taman Hiburan Rakyat Sriwedari. Mengalami masa kejayaan pada tahun 1950-1965 dimana gedung pertunjukan penuh dengan penonton.
Akan tetapi dari waktu ke waktu minat penonton menurun dan banyak organisasi wayang orang bubar.
Dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin modern, serta kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi lunturnya kepedulian dan apresiasi masyarakat dalam melestarikan warisan budaya wayang orang di Surakarta.
Berbagai cara telah dilakukan Pemerintah Kota Surakarta untuk mempertahankan eksistensi Wayang Orang Sriwedari, baik dari peningkatan kesejahteraan pemain dan regenerasi pemain, penyelenggaraan pementasan setiap hari dengan biaya murah, peningkatan tata cara publikasi yang lebih informatif dan inovatif, peningkatan mutu sarana dan prasarana dengan merehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas gedung pertunjukan, busana pentas dan tata rias, tata cahaya, tata suara, serta melakukan renovasi gedung untuk pemeliharaan.
Berkat kegigihan Pemerintah Kota Surakarta dalam melestarikan kesenian tersebut, pada saat ini kesenian Wayang Orang Sriwedari hidup kembali meskipun hal tersebut tidak bertahan lama.
Kita generasi Z sebagai penerus bangsa dan pembangun bangsa sepantasnya juga ikut andil dalam mempromosikan budaya Indonesia terutama dalam hal Wayang Orang ini jangan sampai anak cucu kita tidak mengenal apa itu wayang orang? Karena di dalam setiap cerita pertunjukkan Wayang Orang penuh dengan pengajaran dan pesan moral yang sangat penting apabila diterapkan dalam kehidupan, dimana dalam setiap ceritanya selalu memiliki pesan yang berbeda tak jarang di dalam cerita mengajarkan tentang kebijaksanaan, kesabaran, serta andhap ashor (rendah hati).
Itu yang dapat saya sampaikan, mari jaga budaya agar mampu lebih mendunia! Salam Budaya.
Biodata Penulis:
Shinta Dewi Diah Ayu Pitaloka saat ini aktif sebagai mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling di Universitas Sebelas Maret Surakarta.