Bumi sudah sangat tua, sudah terlalu lama ia tinggal di dunia ini. Berbagai zaman ia lewati, tanpa ada kata 'istirahat' untuknya. Terus-menerus menjadi wadah kekejaman dan kekerasan manusia.
Paru-parunya pun makin rusak, karena ulah manusia yang tak tahu diri membakar semua yang ada untuk dijadikan daerah kekuasaan. Pepohonan yang seharusnya menciptakan oksigen untuk kelangsungan hidup, malah menciptakan gas beracun di udara yang dapat merusak sistem pernafasan.
Keserakahan manusia yang merugikan semua makhluk yang ada di dalam bumi ini. Iklim menjadi terganggu, ekosistem menjadi rusak karena banyak organisme yang mati. Udara lingkungan mulai menjadi sesak untuk sebagian orang.
Seperti daerah perkotaan yang makin tercemar, karena jalan-jalan besar hingga kecil dipenuhi oleh kendaraan roda empat dan roda dua.
Maraknya pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang mengakibatkan efek rumah kaca, dan dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon, serta makin maraknya area perindustrian.
Saat ini tidak hanya di daerah perkotaan saja pencemaran udara terjadi sangat besar. Daerah pedesaan pun sama, karena semakin banyaknya lahan pepohonan yang ditebang atau dibakar, untuk dijadikan lahan industri yang mengakibatkan lapisan ozon bumi kita makin tipis.
Jika lapisan ozon menipis, maka akan menyebabkan peningkatan radiasi sinar UV-B, yang berdampak pada kerusakan sistem perlindungan alami makhluk hidup sehingga meningkatkan kerentanan ketahanan pada manusia, hewan dan tanaman.
Pada manusia, paparan sinar UV-B dapat menyebabkan katarak dan menurunnya kekebalan sel-sel kulit yang dapat berujung pada kanker kulit. Hal ini dapat juga terjadi pada hewan.
Perlindungan bumi seharusnya menjadi fokus penting setiap elemen masyarakat di dalam media maupun tidak. Khususnya pemerintah dalam menerapkan kebijakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Namun, Politikus lebih tertarik kepada urusan negara dan kebijakan politik daerahnya. Saat ini mereka (para petinggi) dengan senang hati mengizinkan penyebaran gas beracun ke dunia dengan menyetujui pembangunan lahan-lahan pepohonan menjadi area perindustrian.
Dampak dari sakitnya bumi sudah dirasakan semua orang. Saya sendiri pun merasakan dampaknya. Setiap keluar dari rumah, cuaca panas yang menyengat sangat tidak mengenakan tubuh karena sinar UV-B meningkat.
Udara yang dihirup mulai menyesakkan, karena kurangnya pasokan oksigen akibat pembakaran sampah di sekitar rumah. Sehingga makin banyak karbon dioksida yang tersebar di lingkungan.
Iklim menjadi tidak beraturan, terkadang hujan, terkadang panas. Ini yang mengakibatkan banyak manusia sakit, karena tidak kuat beradaptasi dengan perubahan cuaca secara mendadak.
Miris melihat bumi yang sangat dibutuhkan oleh kita, tetapi tidak banyak yang peduli untuk merawatnya.
Bumi sudah sakit mungkin saja sudah sekarat. Namun, tetap saja tidak ada yang menomor satukan fokus ini. 4,5 miliar tahun bumi berdiri, mungkin sebentar lagi akan roboh dan hancur, karena tidak kuat menahan gedung-gedung tinggi yang ada di kulitnya.
Kesadaran merawat bumi adalah tugas kita bersama. Namun, nyatanya sampai sekarang aksi-aksi lingkungan masih jarang digubris oleh media.
Walaupun sudah mulai bertambah kelompok atau organisasi yang peduli akan bumi ini. Tetapi, untuk sebagian besar elemen masyarakat masih belum memiliki minat, dan masih belum sadar juga betapa pentingnya masalah ini.
Jika terus-menerus dibiarkan bumi akan mati. Iklim makin tidak beraturan, ekosistem makin terganggu karena makin bertambah organisme yang mati dan punah. Udara yang ada makin menyesakkan dada, karena hanya tersisa karbon dioksida di dalam lingkungan.
Maka, untuk mencegah itu semua apa yang seharusnya kita lakukan?
Dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan kendaraan roda empat atau roda dua dengan mengendarai angkutan umum seperti bus, membuat lingkungan menjadi sehat.
Pengurangan penggunaan plastik di kawasan industri hingga rumah tangga juga dapat mencegah kerusakan bumi, karena sampah plastik yang sulit diurai menjadi berkurang.
Kesadaran inilah yang seharusnya menjadi pola pikir utama kita dalam menjaga bumi yang rentan ini. Tindakan kecil sekalipun akan mempengaruhi laju keseimbangan ekosistem di darat maupun laut.
Kebutuhan dasar bumi salah satunya adalah dengan menjaga kelestarian hutan dari pepohonan yang ada, penanaman kembali lahan yang gundul merupakan salah satu upaya menyehatkan udara di lingkungan.
Karena semakin banyaknya pepohonan, maka akan makin banyak pula pasokan oksigen ke dalam lingkungan.
Penyaringan polusi pun dapat dilakukan oleh pepohonan dan tanaman. Karena itu, penanaman tumbuhan di sekitar rumah sangat dianjurkan. Jika pepohonan makin banyak, maka udara makin sehat.
Hal tersebut juga akan mempengaruhi tingkat radiasi di lingkungan menjadi turun, serta akan membantu menjaga kestabilan perubahan iklim. Cara-cara tersebut harus kita implementasikan di dalam kehidupan, untuk membuat bumi menjadi sehat.
Jika tetap saja sulit untuk dilakukan, maka yang menjadi masalah bukan hanya bumi kita yang sedang sakit. Namun juga tingkat kemanusiaan kita yang mengalami penurunan sangat buruk.
Biodata Penulis: