Dewasa ini isu kesehatan mental telah menjadi isu publik yang masif di berbagai kalangan, khususnya mahasiswa. Beberapa waktu terakhir, media digegerkan oleh pemuda berinisial TSR (18), salah satu mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 11 Hotel Porta, Sleman, Yogyakarta.
Kemudian tak berselang lama, kasus baru muncul dari Universitas Katholik (Unika) Sugiyopranoto Semarang, seorang mahasiswi meninggal usai loncat dari Apartemen Alton, Banyumanik, Kota Semarang.
Usut punya usut, setelah diselidiki penyebab maraknya mahasiswa yang memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri adalah karena adanya beban mental.
Menjadi mahasiswa memang sebuah privilege yang tak semua orang bisa dapatkan. Menjadi mahasiswa juga bukanlah hal yang mudah. Perlu kemampuan beradaptasi yang baik serta ketangguhan fisik dan psikis.
Bagi yang sedang atau pernah menyandang gelar sebagai mahasiswa pasti memahami betul berbagai tuntutan tugas dan kewajiban yang harus diemban seorang mahasiswa. Belum lagi ketika rentetan tugas akademik dibarengi dengan tugas kepanitiaan dan organisasi. Banyak mahasiswa yang kelimpungan dan merasa stress menghadapi berbagai tuntutan yang seperti tidak ada habisnya.
Setiap manusia pada hakikatnya adalah berharga, termasuk mahasiswa. Kita memang harus lebih aware dengan kesehatan fisik dan mental diri kita.
Barangkali dunia memang kerapkali menunjukkan sisi kejamnya, tapi jangan lupakan bahwa dunia juga memberi hal-hal baik dan indah yang perlu untuk kita syukuri.
Tips Menjaga Kesehatan Mental bagi Mahasiswa
Privilege sebagai mahasiswa seharusnya menjadikan diri kita terus tumbuh dan berkembang mencapai esensi manusia seutuhnya. Sudah seyogyanya kita menyayangi dan mencintai diri kita. Oleh karena itu, yuk intip kiat-kiat menjaga kesehatan mental bagi mahasiswa!
1. Kenali dan Pahami Diri Sendiri
Mahasiswa harus bisa mengenali, memahami, dan mencintai diri sendiri. Istilah populernya adalah self love.
Self love sangat penting untuk mengelola diri dan emosi. Selain itu, self love juga menjadi pengingat bahwa sebagai seorang manusia kita memiliki keterbatasan.
Tidak semua hal mampu kita kerjakan dan tidak semua yang kita lakukan harus sempurna. Kita tetaplah manusia yang memiliki cela. Akan tetapi, ketika kita mampu memahami dan memiliki kontrol diri yang baik, risiko terkena stress atau penyakit mental lainnya akan berkurang.
Self love juga merupakan bentuk rasa syukur kita terhadap semua pemberian Tuhan termasuk takdir yang kita terima saat ini. Syukur membuat diri kita lebih positif dalam melihat banyak hal.
2. Jadilah Pribadi yang Religius
Menjadi mahasiswa adalah fase pencarian jati diri dan aktualisasi diri. Ketika dibebani dengan rentetan tugas dan tuntutan tanpa diimbangi ketenangan secara spiritual, maka sangat dimungkinkan kita akan mengalami stress.
Mahasiswa perlu menciptakan porsi yang seimbang antara keduanya. Tidak bisa hanya salah satu yang mendominasi. Jika ketenangan spiritual telah dicapai, segala tuntutan tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa akan terasa lebih ringan dan tidak menjadi beban pikiran serta mental.
3. Ciptakanlah Pola Hidup Sehat
Mahasiswa kerap kali abai pada kesehatan fisik mereka. Kebiasaan begadang, makan tidak teratur, malas gerak merupakan hal buruk yang banyak dinormalisasi oleh mahasiswa.
Sebagian mahasiswa mengaku sebagai night person, yaitu orang yang lebih produktif ketika malam hari sehingga merelakan jam tidur malam untuk melakukan kegiatan. Akan tetapi, hal tersebut berdampak buruk pada konsentrasi dan fokus mereka di siang hari. Intensitas tidur yang kurang akan menyebabkan tubuh tidak fit dan merasa lemas berkepanjangan.
Kebiasaan buruk lainnya adalah makan tidak teratur. Banyak mahasiswa yang menyepelekan makan dengan alasan kesibukan. Hal ini mengakibatkan banyak kalangan mahasiswa yang terkena sakit maag dan typus.
Kurangnya gerak dan olahraga juga menjadi salah satu faktor mahasiswa stress. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menjalani pola hidup sehat dengan tidur cukup, makan teratur, dan rajin berolahraga.
4. Time Management
Manajemen waktu adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap orang, termasuk mahasiswa. Dengan berbagai kesibukan kegiatan dan rentetan tugas yang terus membuntuti, mahasiswa harus cakap dalam mengelola waktu.
Mereka harus mampu menyusun skala prioritas. Kurangi hal-hal yang tidak bermanfaat seperti scroll media sosial yang berlebihan, bermain game dalam waktu yang lama, nongkrong tidak jelas, dan lain sebagainya.
Sebagai mahasiswa kita juga harus bisa mengisi hari dengan kegiatan produktif. Jika perlu, buatlah "To Do List" untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan kita. To do list ini juga dapat digunakan sebagai sarana evaluasi jika apa yang kita tulis tidak terjalankan.
Kegiatan yang terencana dengan baik akan mengurangi tingkat kestresan.
5. Ciptakan Hubungan Sosial yang Baik
Sebagai makhluk sosial, kita tak pernah lepas dari hubungan timbal balik dengan manusia lainnya, baik hubungan saling menguntungkan, saling merugikan maupun hubungan netral.
Permasalahan sosial dengan teman atau masyarakat kerap kali menguras pikiran kita sehingga dapat menyebabkan stress yang tak kunjung reda sebelum masalah terselesaikan.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita perlu menjalin relasi yang baik dengan siapa saja dan meminimalisir perselisihan dengan orang lain.
Kehidupan sosial yang baik akan selaras juga dengan kesehatan mental yang baik.
6. Rawat Selalu Hati dan Pikiran Agar Terus Berpikiran Positif
Pikiran memiliki andil yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mental. Pikiran mampu membawa manusia menerobos bintang penerangan, tetapi pikiran juga bisa membawa manusia terjatuh dalam jurang kegelapan.
Prasangka baik dan optimisme merupakan seni yang harus dikuasai oleh setiap individu, termasuk mahasiswa.
Dewasa ini, istilah insecure dan overthinking banyak sekali dijumpai di dunia maya dan dunia nyata. Kalangan yang tidak jauh dari dua istilah itu adalah mahasiswa. Mereka mulai mencemaskan masa depannya, iri dan tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, serta berlebihan dalam memikirkan hal yang semestinya tidak perlu dipikirkan (overthinking).
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut perlu diminimalisir agar kesehatan mental senantiasa baik. Mental yang sehat terbentuk salah satunya karena pikiran yang sehat atau positif.
Mahasiswa merupakan aset berharga negara. Eksistensi dan inovasinya akan selalu ditunggu dan diharapkan oleh masyarakat luas. Mahasiswa juga yang digadang-gadang sebagai pionir perubahan. Cita-cita bangsa terhadap mahasiswa akan terwujud jika mahasiswa memiliki kesehatan mental yang baik.
Oleh karena itu, mulai saat ini, sadari sedini mungkin tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.
Biodata Penulis:
Ummu Masruroh saat ini menetap di Surakarta. Ia sedang menempuh pendidikan S1 di Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Sebelas Maret.