Tips Mahasiswa Baru Agar Tetap Bahagia

"Capek banget! Mau nikah aja!" Keluh teman mahasiswa baru yang baru saja menginjak semester satu. Memang kalau menikah sudah terbebas dari ....

"Capek banget! Mau nikah aja!" Keluh teman mahasiswa baru yang baru saja menginjak semester satu. Memang kalau menikah sudah terbebas dari masalah ya, Sob? Oh tentu tidak. Siapa sih yang tidak memiliki masalah di masa transisi dari masa SMA ke masa kuliah? Pasti semua orang mengalaminya, karena pada dasarnya setiap orang pasti akan mengalami berbagai perubahan sosial di dalam setiap fase di kehidupannya.

Mahasiswa Baru

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Simak terus.

Masa transisi atau masa perubahan menyebabkan seseorang akan terganggu secara fisik dan psikis, hal ini biasa terjadi, contohnya di kalangan mahasiswa baru yang harus mulai beradaptasi dengan dunia perkuliahan.

Menurut hasil survei sederhana yang penulis lakukan di kalangan teman-teman mahasiswa baru beberapa hal yang mereka rasakan adalah:

  1. Berasal dari luar kota yang membuat homesick atau rindu dengan rumah;
  2. Harus berusaha melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri;
  3. Merasa asing dengan teman teman baru;
  4. Jadwal perkuliahan yang padat dan tugas yang banyak;
  5. Gangguan kesehatan seperti sulit tidur dan sulit buang air besar;
  6. Sering menangis pada malam hari;

Berbagai gangguan tersebut jika tidak segera diatasi maka akan menganggu psikologis wellbeing atau kesejahteraan psikologis mahasiswa baru yang berdampak negatif pada perkembangan mentalnya.

Psikologis wellbeing itu sendiri adalah kesejahteraan psikologis atau secara definitif psikologis wellbeing menurut American Psychological Association (APA) adalah keadaan yang memiliki rasa bahagia, kepuasan, tingkat stress yang rendah, sehat secara fisik dan mental serta menjaga kualitas hidup yang baik.

Nah, di sini bisa disimpulkan bahwa menjaga psikologis wellbeing agar senantiasa bahagia itu erat kaitannya dengan terjaganya kesehatan mental seseorang dimana saat seseorang tersebut sehat secara mental maka dia akan mampu mengatasi segala tantangan.

Termasuk juga bagi maba (mahasiswa baru), sangat penting untuk menjaga kesehatan mental agar mampu mengatasi stress yang muncul di masa transisi.

Hal ini dikarenakan secara fisik tubuh akan merespon terhadap stresor yang diterima. Tubuh akan mensekresi hormon bahagia yang baik untuk kesehatan yaitu hormon oksitosin dan serotonin, hormon oksitosin biasa juga disebut sebagai hormon cinta.

Meskipun biasanya banyak terdapat pada tubuh wanita tetapi hormon ini juga disekresi oleh kaum pria. Hormon ini dapat meredakan stress, karena diproduksi oleh kelenjar pituitari otak, hormon ini dipercaya dapat menurunkan tekanan darah, rasa cemas dan kontraksi otot sehingga tubuh terasa rileks.

Hormon yang kedua adalah hormon serotonin. Hormon ini berperan penting dalam memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik, sehingga kamu jadi merasa bahagia.

Seseorang yang kekurangan hormon serotonin dapat membuat suasana hatinya menjadi buruk. Sebaliknya tubuh akan mensekresi hormon stress atau hormon kortisol yang tidak baik untuk kesehatan.

Hormon kortisol berperan dalam memengaruhi respons tubuh terhadap stress, baik secara psikologis maupun fisiologis. Hormon ini dihasilkan secara alami oleh tubuh ketika menghadapi kondisi atau situasi tertentu yang berkaitan dengan stress.

Hormon ini juga dapat mengganggu kesehatan mulai dari berat badan berlebihan hingga penyakit lainnya.

Setelah mengetahui hormon yang muncul karena stress, tentunya kita harus lebih aware lagi dengan kondisi kesehatan mental kita. Jangan sampai ketidakstabilan stress menganggu kegiatan kita terkhusus sebagai mahasiswa. Berikut tips menghadapi masa transisi versi anak BK:

  1. Menghabiskan waktu bersama teman dengan kegiatan positif yang disertai dengan rasa bahagia, saling support dan bekerjasama dengan penuh keikhlasan;
  2. Menyalurkan hobby di kampus dengan kegiatan yang sesuai bakat dan minat, misalnya olahraga dengan bergabung di klub olah raga atau seni dapat bergabung dengan kegiatan teater, tari dan paduan suara;
  3. Luangkan waktu untuk menikmati kegemaran pribadi, misalnya makan makanan enak, atau ke salon untuk sekedar creambath atau spa untuk merelaksasi tubuh;
  4. Perhatikan diet makanan dan pastikan cukup kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, jangan kekurangan ataupun kelebihan;
  5. Senantiasa berdoa kepada tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan;
  6. Bangun komunikasi yang efektif dengan keluarga, teman dan lingkungan sekitar kampus maupun kost;
  7. Jangan sungkan untuk meminta tolong guys, kalau sobat sudah tidak mampu melakukan sesuatu sendiri jangan ragu untuk meminta bantuan;
  8. Perhatikan skala prioritas dalam berkegiatan, banyak rekan mahasiswa baru yang kesulitan membagi waktu karena banyaknya kegiatan kemahasiswaan yang harus dilakukan;

Mungkin beberapa tips dari penulis dapat dicoba untuk teman mahasiswa baru di luar sana. Dan ingat guys, sesulit apapun kondisi yang sedang kita alami jangan pernah memutuskan untuk berhenti. Cause life is goes on...

Biodata Penulis:

Atha Aurellia Paruti Wardannu lahir dan menetap di Karanganyar, Surakarta. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 di Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • "Capek banget! Mau nikah aja!" Keluh teman mahasiswa baru yang baru saja menginjak semester satu. Memang kalau menikah sudah terbebas dari masalah ya, Sob? Oh tentu tidak. Siapa si…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.