Sungguhlah Besar
Menggelombang Rinduku
Membelah Hidupku
Berapakah lagi syairku di rindumu
hingga tak selesai tidurku melepas tanganmu
Berapakah lagi menyisa mawarku di lubukmu
hingga tersayat-sayat dua belah matamu
Berapakah lagi kau benamkan benang mimpimu
hingga koyak kenanganku
Pernahkah engkau merasa
setelah senja semakin senja
dan lautan kian menjadi jingga
retak telagaku
memikul seluruh rindumu
tumpah ke samudera hidupku
Pabila nanti di jendela kamarmu
masih menyala purnama tempat kesunyianku
ingin rasanya kuantar kau sekali lagi
menyaksikan angin
yang sedang menggoyang-goyangkan daun
pada tangkai bungamu
di ladang kesedihanku
Pabila di tepian telukmu
masih saja ada senja yang menyisa
ingin rasanya untukmu kubawakan ombak
mengayuh samudera
yang pernah menggelombangkan perahuku.