Puisi: Seperti Kakekku Dulu (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Seperti Kakekku Dulu" karya Hamid Jabbar menggambarkan perasaan penulis saat meniti jejak kakeknya dan menghadapi alam dengan penuh kekaguman.
Seperti Kakekku Dulu

gunung yang didaki kakekku dulu
kini kembali kudaki
berlari
    dan
        lautan langit
        untaian cahaya
            gemawan
                angin
                    belukar
                        sunyi

adalah para kerabat
    kadangkala menyapa
    kadangkala terbangkan palingan
dan superti kakekku dulu
        langitku tenggelam
        puncakku terbang
        gapaiku mengulang
padamu
    sia-siaku
        memabukkan

1973

Sumber: Horison (Desember, 1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Seperti Kakekku Dulu" karya Hamid Jabbar adalah sebuah perjalanan melalui alam dan ingatan yang menghubungkan pengalaman pribadi dengan kebesaran alam semesta. Dengan gaya yang sederhana namun penuh dengan makna, puisi ini menggambarkan perasaan penulis saat meniti jejak kakeknya dan menghadapi alam dengan penuh kekaguman.

Tema dan Motif

  • Alam dan Kekuasaannya: Puisi ini memulai perjalanan dengan menggambarkan gunung yang didaki oleh kakek, sebuah simbol kekuatan alam yang monumental. Kemudian, penyair menggambarkan dirinya sendiri mengikuti jejak kakeknya dengan cara yang berbeda, yakni dengan "berlari". Ini mencerminkan semangat petualangan dan keinginan untuk mengeksplorasi dunia dengan intensitas yang lebih besar daripada yang dilakukan kakeknya.
  • Keindahan Alam: Penggambaran "lautan langit" dan "untaian cahaya" yang "gemawan" menciptakan gambaran keindahan alam yang mempesona. Penyair menangkap keindahan alam dalam kata-kata yang sederhana namun kuat, mengajak pembaca untuk merasakan keajaiban alam yang dihadapi kakeknya dan dirinya sendiri.
  • Hubungan dengan Kakek: Sentimen nostalgia terhadap kakek tersirat dalam kata-kata "seperti kakekku dulu". Ini menggambarkan penghargaan dan keinginan untuk mengikuti jejak kakek yang menjadi sumber inspirasi dan teladan. Meskipun mencoba meniru dan menghormati kakeknya, penyair menyadari bahwa pengalaman pribadinya akan selalu berbeda dan unik.

Bahasa dan Imaji

  • Bahasa Sederhana Namun Padat Makna: Penggunaan bahasa yang sederhana namun padat makna memperkuat kesan keintiman dan keunikan pengalaman pribadi yang disampaikan oleh penyair. Puisi ini tidak hanya tentang pengalaman fisik melainkan juga tentang perasaan spiritual dan penghormatan terhadap leluhur.
  • Imaji yang Kuat: Imaji yang digunakan, seperti "gapai ku mengulang padamu", menciptakan citra gerakan dan kecepatan dalam meniti jejak kakeknya. Hal ini menunjukkan upaya penyair untuk menangkap keagungan alam dan keinginannya untuk mencapai tingkat pengalaman spiritual yang mendalam.
Puisi "Seperti Kakekku Dulu" karya Hamid Jabbar adalah sebuah penghargaan terhadap alam dan kebesaran warisan leluhur. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair berhasil menangkap keindahan alam dan perasaan kekaguman terhadap kakeknya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan mereka dengan alam dan warisan budaya yang mereka sandang, sambil menghormati perjalanan pribadi dan refleksi spiritual mereka sendiri.

Puisi: Seperti Kakekku Dulu
Puisi: Seperti Kakekku Dulu
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar:
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.