Pada Suatu Sore
sore itu
sebuah bola plastik
berwarna hijau
tersepak
dari kaki ke kaki
anak anak tukang becak
di rumputan becek
tepi jalan kenari
depan rumahku
depan mataku
menendang lengang
menggiring hening
mengejar harap
anak anak itu
berebut waktu
untuk satu
tendangan jitu
ke dalam celah gawang
tak bertiang
riang di dalam tegang
tegang di dalam riang
memperebutkan bola
alangkah lincah
mereka menyepak gusar
dari senja
yang segra
buyar
anak anak itu
mungkin terlalu tahu
bila sebentar
permainan bubar
mereka akan terlempar
kembali ke dalam lorong
menghisap udara pengap
dalam rumah gubuk
doyong sempit dan sumpek
dan di situ gusar
tak mempan lagi disepak
malam serta mimpi pun jadi rusak
diserbu nyamuk
yang mengamuk
sepanjang malam
anak anak itu
makin asyik
menghalau risau
dengan bola plastik
berwarna hijau
pintarnya mereka menyindir getir
sedang getir
pintarnya menyindir
aku
yang termangu
dalam risau
yang tak mungkin kuhalau
dengan bola plastik hijau
Makassar, Maret 1974
Sumber: Horison (April, 1975)
Analisis Puisi:
Puisi "Pada Suatu Sore" karya Husni Djamaluddin adalah sebuah penggambaran peristiwa sederhana dalam kehidupan sehari-hari, di mana sekelompok anak-anak sedang bermain bola plastik hijau di suatu sore. Puisi ini memiliki nuansa yang sederhana, namun menyimpan berbagai makna mendalam.
Gambaran Sederhana Kehidupan Anak-Anak: Puisi ini menghadirkan gambaran sederhana tentang aktivitas anak-anak yang sedang bermain bola plastik hijau di tengah sore hari. Penyair dengan cermat menggambarkan momen ini dengan detail, menciptakan sebuah gambaran yang hidup dan meriah.
Celah Gawang Tak Bertiang: Ketidakadaan tiang gawang nyata mengharuskan anak-anak menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka untuk menentukan batas-batas gawang. Hal ini menunjukkan bagaimana anak-anak bisa beradaptasi dan tetap bermain meskipun dalam kondisi yang kurang ideal.
Permainan sebagai Pembebasan dari Kekangan: Permainan bola plastik hijau menjadi simbol pembebasan dari kekangan dan tekanan kehidupan. Anak-anak ini begitu asyik dalam permainan mereka sehingga mereka "menghalau risau dengan bola plastik hijau." Permainan ini memberikan mereka kesenangan dan kegembiraan serta menjadi pelarian dari realitas yang mungkin lebih sulit.
Kontras Antara Dunia Anak dan Dewasa: Puisi ini menyoroti perbedaan antara dunia anak-anak yang penuh dengan riang gembira dan dunia dewasa yang penuh dengan risau dan beban. Anak-anak dengan ceria bermain sementara penyair yang dewasa merenungkan risau yang sulit dihalau.
Waktu dan Kenangan: Sore yang digambarkan dalam puisi ini adalah momen yang singkat, seperti bola plastik yang terus berpindah kaki ke kaki. Hal ini mencerminkan pentingnya menikmati saat-saat kecil dalam hidup, karena waktu berlalu dengan cepat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kenangan yang mungkin telah terlupakan dalam kesibukan sehari-hari.
Warna dan Nuansa: Pilihan warna hijau untuk bola plastik menciptakan nuansa segar dan hidup dalam puisi ini. Warna ini dapat diasosiasikan dengan harapan, kehidupan, dan pertumbuhan.
Puisi "Pada Suatu Sore" adalah sebuah puisi yang menghadirkan gambaran sederhana kehidupan anak-anak yang bermain bola plastik hijau di sore hari. Puisi ini menggambarkan perbedaan antara dunia anak dan dunia dewasa, mengingatkan kita akan pentingnya menikmati saat-saat kecil dalam hidup, dan menciptakan nuansa riang gembira yang dapat membuat pembaca merenung tentang kenangan mereka sendiri.
Karya: Husni Djamaluddin
Biodata Husni Djamaluddin:
- Husni Djamaluddin lahir pada tanggal 10 November 1934 di Tinambung, Mandar, Sulawesi Selatan.
- Husni Djamaluddin meninggal dunia pada tanggal 24 Oktober 2004.