Puisi: Pada Malam Senyap Ketika Kau Tidur Lelap (Karya Husni Djamaluddin)

Puisi "Pada Malam Senyap Ketika Kau Tidur Lelap" karya Husni Djamaluddin menggambarkan momen kehilangan dan kerinduan yang mendalam terhadap ....

Pada Malam Senyap

Ketika Kau Tidur Lelap



Setelah kau lenyap
Ke dalam tidur yang lelap
Kamar pun disergap
Ke dalam malam yang senyap
Adakah kau itu
Masih bermukim dalam kau yang di situ?
Jelas nafasmu
Satu-satu
Kudengar mendeburkan ombak hidup
Dan jantungmu berdegup
Bersama tik-tak-tik-tak jam dinding itu
Yang setia menghitung denyut waktu
Adakah kau masih di situ, kekasihku?
Kupeluk tubuhmu tubuhmu yang utuh
Kubelai rambutmu rambutmu yang lusuh
Dan terasa betapa jauh
Kau pergi ke negeri mimpi
Kau tak di situ lagi, kekasihku
Luasnya alam
Di mana kau tualang
Senyapnya malam
Di mana kau hilang
Ke dalam sunyi
Kubelai rambutmu sekali lagi
Mimpilah terus, kekasihku
Mimpilah seindah mungkin
Karena mungkin dengan itu
Kau pun sempat lari
Dan lelah
Mendukung beban hidup sehari-hari
Bersama kau yang memberimu ulah
Sebuah cinta
Beserta lampiran
Sejuta luka
Kemelaratan
Kau makin lenyap
Dalam tidur lelap
Kamar makin ditikam malam
Sedang malam pun makin dalam
Ditikam senyap
Kekasihku
Malam ini
Tak ada jawab
Atas kesenyapan ini


Makassar, Februari 1974

Sumber: Bulan Luka Parah (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Malam Senyap Ketika Kau Tidur Lelap" karya Husni Djamaluddin menggambarkan momen kehilangan dan kerinduan yang mendalam terhadap seorang kekasih yang sedang tidur. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti pemisahan, mimpi, dan kehilangan.

Kesendirian dan Kerinduan: Puisi ini menciptakan nuansa kesendirian yang kuat, di mana penyair merenungkan kepergian kekasihnya yang sedang tidur lelap. Kata-kata seperti "setelah kau lenyap," "kamar pun disergap," dan "malam yang senyap" menciptakan perasaan sepi dan kerinduan yang mendalam.

Citra dan Imajinasi: Penyair menggunakan citra-citra kuat untuk menggambarkan momen ini. Ia menciptakan gambaran tentang tubuh kekasih yang tidur dengan menggenggam erat rambutnya dan merasa jauh darinya. Citra ombak hidup dan jantung yang berdegup menciptakan perasaan hidup dan gerakan dalam malam yang tenang.

Pertanyaan yang Tidak Terjawab: Puisi ini penuh dengan pertanyaan yang tidak terjawab. Penyair bertanya apakah kekasihnya masih ada dalam dirinya ketika ia tidur. Pertanyaan ini mencerminkan keraguan dan ketidakpastian, serta menciptakan perasaan kehilangan.

Tema Mimpi dan Kenyataan: Puisi ini menjelajahi perbedaan antara dunia nyata dan dunia mimpi. Penyair ingin kekasihnya untuk terus bermimpi yang indah, mungkin sebagai pelarian dari realitas yang penuh dengan beban dan luka.

Kekasih yang Lenyap: Ada tema yang kuat tentang kehilangan dalam puisi ini. Kekasih yang tidur lelap semakin menjauh dan lenyap, sehingga membuat penyair merasa semakin sendirian.

"Pada Malam Senyap Ketika Kau Tidur Lelap" adalah sebuah puisi yang menggambarkan momen kesendirian, kerinduan, dan kehilangan. Penyair menciptakan citra yang kuat dan mengungkapkan perasaan yang mendalam terhadap kekasih yang tidur. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tema-tema seperti pemisahan, mimpi, dan kehilangan dalam konteks hubungan manusia.

Husni Djamaluddin
Puisi: Pada Malam Senyap Ketika Kau Tidur Lelap
Karya: Husni Djamaluddin

Biodata Husni Djamaluddin:
  • Husni Djamaluddin lahir pada tanggal 10 November 1934 di Tinambung, Mandar, Sulawesi Selatan.
  • Husni Djamaluddin meninggal dunia pada tanggal 24 Oktober 2004.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Abu PecahSuatu kali aku nyalakan apiSenyala api yang habis di ujungTiada lanjutHanya sisa dalam keruntuhanKebakaran penghabisan.    Jiwa mendamba kepuasan lepas  &nb…
  • Pembukaan(Puitisasi terjemahan al-Qur’an: Al-Fatihah)Dengan nama Allah, penuh kasih penuh sayangPuja dan puji bagi Allah sendiriPenyempurna segala alam perujudanPenuh kasih pe…
  • Bangsa Quraisy(Puitisasi terjemahan al-Qur’an: Al-Quraisy)Demi perlindungan bangsa QuraisyBila mereka melawat di musim dingin dan keringSuruhlah mereka sembah Tuhan rumah Ka'bahPem…
  • Bintang-Dini(Puitisasi terjemahan al-Qur’an: At-Tariq)Demi langit dan bintang-dini(Ah, kautahu apakah bintang-dini?)Bintang pijar di wajah malamTak satu pun jira tanpa seorang…
  • Gempa(Puitisasi terjemahan al-Qur’an: Az-Zalzalah)'Pabila bumi tergoncang gempadan memuntah-ruah segenap muatannyalalu berseru manusia: “Kenapa dia?”hari itu bumi sendiri akan berk…
  • Bangsa Kafir(Puitisasi terjemahan al-Qur’an: Al-Kafirun)Katakan hai bangsa kafir.Tak akan aku sembah sesembahanmu.Takkan juga kausembah sesembahanku.Tak akan kusembah sesembah…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.