Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Misteri Hujan (Karya Sutarno Priyomarsono)

Puisi "Misteri Hujan" karya Sutarno Priyomarsono bercerita tentang suasana batin seseorang yang diam-diam terguncang, namun tetap mencoba ...

Misteri Hujan


Angin menepi, sumilir
dingin yang diam
derai yang terdiam
darah yang tergoncang, tergoncang

Solo, 1996

Sumber: Jentera Terkasa (2018)

Analisis Puisi:

Puisi pendek berjudul "Misteri Hujan" karya Sutarno Priyomarsono adalah contoh nyata bagaimana kekuatan bahasa puitik mampu menggetarkan perasaan pembaca hanya dalam beberapa larik. Dengan kesan yang minimalis namun sarat muatan emosional, puisi ini menyelami ketegangan batin dan makna tersembunyi dari fenomena alam yang kerap dianggap biasa—yakni hujan.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kegelisahan batin yang muncul di balik keheningan alam, khususnya yang menyertai turunnya hujan. Meskipun hujan kerap diasosiasikan dengan kesegaran atau kedamaian, dalam puisi ini hujan justru memunculkan semacam misteri dan ketegangan yang menyentuh sisi-sisi batin terdalam manusia.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah perasaan yang terpendam dan pergolakan batin yang tidak tampak secara kasat mata. Hujan menjadi metafora dari sebuah kondisi emosional yang kompleks—diam namun penuh guncangan. "Dingin yang diam" dan "derai yang terdiam" menunjukkan bahwa bahkan dalam keadaan yang terlihat tenang, ada getar-getar emosi yang menggelora di dalamnya. Baris "darah yang tergoncang, tergoncang" mempertegas adanya trauma atau gejolak jiwa yang tidak mampu diungkapkan secara langsung.

Puisi ini bercerita tentang suasana batin seseorang yang diam-diam terguncang, namun tetap mencoba mempertahankan ketenangan luar. Melalui simbol-simbol alam seperti angin dan hujan, penyair menggambarkan bagaimana sebuah ketenangan yang tampak di permukaan bisa menyimpan badai emosi di dalam diri manusia. Keadaan ini bisa berhubungan dengan pengalaman pribadi, tekanan hidup, atau trauma masa lalu yang tak terungkap.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah hening namun mencekam. Ada kesan sepi, dingin, dan misterius yang mengendap dalam setiap larik. Baris pertama "Angin menepi, sumilir" membuka dengan kelembutan, namun segera disusul dengan frase "dingin yang diam", yang menciptakan kontras emosional. Pembaca dibawa ke dalam kondisi seperti menjelang badai—senyap, namun penuh ketegangan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah bahwa emosi terdalam sering kali tersembunyi di balik ketenangan luar, dan bahwa manusia perlu lebih peka terhadap hal-hal yang tidak terucap. Dalam kehidupan, tidak semua kesedihan atau luka ditampakkan secara terang-terangan; banyak di antaranya tersembunyi dalam diam, menunggu untuk dipahami.

Imaji

Imaji dalam puisi ini sangat kuat meskipun disampaikan secara ringkas:
  • "Angin menepi, sumilir" menciptakan imaji tentang hembusan angin yang pelan, memberi kesan ketenangan sebelum sesuatu terjadi.
  • "Dingin yang diam, derai yang terdiam" menampilkan perasaan dingin dan hening, memberi gambaran suasana batin yang tertahan.
  • "Darah yang tergoncang, tergoncang" adalah imaji yang sangat emosional, menggambarkan gejolak batin, trauma, atau rasa takut yang mendalam.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: "angin menepi" dan "derai yang terdiam" memberikan sifat manusiawi kepada angin dan hujan.
  • Repetisi: Pengulangan kata "tergoncang, tergoncang" berfungsi menekankan intensitas gejolak emosi yang dialami.
  • Metafora: "darah yang tergoncang" bisa dimaknai sebagai simbol dari perasaan terdalam yang terguncang, bukan secara fisik melainkan psikologis.
Puisi "Misteri Hujan" karya Sutarno Priyomarsono adalah potret tentang konflik batin yang membisu dalam balutan simbol alam. Dengan gaya minimalis namun penuh intensitas, puisi ini menyampaikan bahwa dalam keheningan pun bisa tersembunyi badai. Pembaca diajak untuk merenungkan bahwa tidak semua yang tenang itu damai, dan bahwa manusia kerap menyimpan luka dalam diam. Sebuah karya puitis yang sederhana namun menggugah, yang pantas untuk direnungkan lebih dalam.

Sutarno Priyomarsono
Puisi: Misteri Hujan
Karya: Sutarno Priyomarsono

Biodata Sutarno Priyomarsono:
  • Sutarno Priyomarsono lahir pada tanggal 7 Oktober 1943 di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.