Lagi-Lagi tentang Maut,
Yang Kadang-Kadang Terasa
Cuma Sepeda Jauhnya di Depan,
Benarkah?
bau
kemenyan
itu
gelagat
yang
tak
terelak.
: tukang jagal yang mencegat di perjalanan
tukang sihir
pengembara
terasa mengalirkan bencana.
Dan barangkali telah bersembunyi di balik pintu, adakah kautahu?
Tidur bersama di atas kasur, adakah kau sadar?
Ada di langit-langit rumah, siapkah kau sudah?
......................., di sana? di sini? apa kau ngerti?
: ketika pagi (tepatnya selasa pagi)
ia datang tanpa permisi.
(adakah burung yang bernyanyi di atas pohon itu yang memberitahukannya, akan datangnya sang penagih, ketika tersingkap kabut memucat terkoyak matahari pagi, ketika datang ketika pada suatu ketika, ketika pagi?).
: duh, maut, mautku sendiri, mestikah engkau mencengkeramkan kesepuluh jemarimu yang hitam pantat kuali untuk mencampakkan kami di sini ketika tahu bahwa kami masih mencintai bumi ini dengan jalan bangun setiap hari pada pagi-pagi sekali?