Kalau Aku Berdiam Diri
kalau aku berdiam diri
dalam kesendirian yang paling sendiri
jangan seru aku jadi badai yang menderu
jangan undang aku jadi gelombang laut yang geram
kalau aku berdiam diri
dalam kesendirian yang paling sendiri
seperti ini
sekalian angin sekalian laut
sekalian bumi sekalian bulan sekalian matahari sekalian langit
sedang kuseru sedang kuundang sedang kujemput
ke dalam sukmaku yang satu
puisi-puisiku
lahir dari sini
Makassar, 2 April 1980
Sumber: Bulan Luka Parah (1986)
Analisis Puisi:
Puisi "Kalau Aku Berdiam Diri" karya Husni Djamaluddin adalah ungkapan perasaan dan pemikiran penyair tentang kepentingan kesendirian dan kreativitas dalam proses menulis puisi. Puisi ini menghadirkan nuansa introspeksi diri dan pencarian makna dalam kesunyian.
Kesendirian dan Refleksi Diri: Puisi ini membahas pentingnya kesendirian dalam menciptakan puisi. Penyair menyatakan bahwa dalam momen kesendirian yang paling dalam, ia merasa dapat menciptakan puisi yang penuh makna dan mendalam. Ini mencerminkan pengalaman banyak penyair yang merasa bahwa dalam kesunyian dan ketenangan, mereka dapat merenungkan pengalaman hidup dan memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.
Kreativitas dan Kedalaman Emosi: Penyair menyampaikan bahwa ketika ia berdiam diri dalam kesendirian, ia tidak ingin dihadapkan dengan gejolak emosi yang kuat atau distraksi dari luar. Sebaliknya, ia ingin menjaga ketenangan batinnya agar bisa fokus pada penciptaan puisi yang bermakna. Ini menunjukkan bahwa kreativitas seringkali muncul dari dalam keheningan dan ketenangan jiwa.
Keselarasan dengan Alam Semesta: Penyair merasakan bahwa ketika ia berdiam diri dalam kesendirian, ia menjadi satu dengan alam semesta. Ia menggambarkan dirinya sebagai bagian dari segala hal, termasuk angin, laut, bumi, bulan, matahari, langit, dan semua unsur alam lainnya. Hal ini menciptakan nuansa keselarasan dengan alam yang menginspirasi penciptaan puisi.
Penciptaan Puisi sebagai Manifestasi Diri: Puisi ini mengungkapkan bahwa puisi-puisi yang lahir dari kesunyian dan kesendirian adalah manifestasi diri sang penyair. Kreativitasnya tidak terpengaruh oleh gangguan luar, dan melalui puisi, ia dapat mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman yang ada dalam dirinya.
Puisi "Kalau Aku Berdiam Diri" merupakan sebuah karya sastra yang merenungkan peran kesendirian dalam penciptaan puisi dan proses refleksi diri. Penyair mengajak pembaca untuk memahami bahwa kreativitas seringkali timbul dalam momen ketenangan dan keselarasan dengan alam semesta. Dalam puisi ini, penyair merayakan makna mendalam yang dapat diungkapkan melalui kata-kata dan puisi sebagai cara untuk memahami diri dan dunia di sekitarnya.
Karya: Husni Djamaluddin
Biodata Husni Djamaluddin:
- Husni Djamaluddin lahir pada tanggal 10 November 1934 di Tinambung, Mandar, Sulawesi Selatan.
- Husni Djamaluddin meninggal dunia pada tanggal 24 Oktober 2004.