Kesehatan Mental Remaja Indonesia

Kesehatan mental atau gangguan mental mengacu pada keadaan pikiran, tubuh, dan kesejahteraan emosional individu. Banyak orang berpikir bahwa ....

Kesehatan mental atau gangguan mental mengacu pada keadaan pikiran, tubuh, dan kesejahteraan emosional individu. Banyak orang berpikir bahwa kesehatan mental mereka berhubungan dengan kesehatan fisik mereka.

Dengan kata lain, jika kesehatan mental seseorang buruk, maka kesehatan fisiknya juga akan buruk. Orang juga memiliki perasaan, pikiran, dan emosi yang berbeda ketika komponen-komponen ini dalam keadaan sehat, kesehatan mental seseorang berada dalam kesehatan yang baik.

Kesehatan Mental Remaja Indonesia

Menurut riset kesehatan dasar pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase kecemasan atau depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau self harm hingga bunuh diri. Sebesar 80–90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan.

Sedangkan kasus bunuh diri di Indonesia sendiri bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri.

Menurut Suteja (2019), dalam kehidupan sehari-hari, anak memiliki kewajiban untuk mematuhi perintah orang tua. Namun, dalam memenuhi keinginan orang tua, seringkali seorang anak justru merasa berada di bawah tekanan dan ancaman.

Adanya tekanan yang diberikan orang tua, baik berupa tekanan akademis maupun tekanan dalam kehidupan sehari-hari, serta perilaku orang tua yang diktator terhadap anaknya juga dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan mental pada anak.

Orang tua masa kini cenderung menekan anak-anak mereka karena ego yang dimiliki para orang tua sangatlah tinggi, standar orang tua zaman sekarang yang menginginkan anak mereka menjadi orang yang mereka inginkan sehingga dibentuk dengan sedemikian rupa tanpa adanya kebebasan dalam kehidupan anak.

Kebanyakan orang tua di Indonesia beranggapan bahwa anak-anak memiliki tingkat kesehatan mental yang sama dengan mereka. Padahal kesehatan mental anak zaman sekarang berbeda dengan tingkat kesehatan mental orang zaman dahulu karena adanya perkembangan zaman.

Hal ini mengakibatkan kurangnya penanganan terhadap anak yang memiliki gangguan mental terutama berlaku untuk anak-anak yang tidak mengerti mengapa mereka sakit atau apa yang harus mereka lakukan untuk merasa lebih baik.

Artikel tentang Kesehatan Mental Remaja

Banyak anak tidak menerima pengobatan untuk penyakit mental mereka karena orang tua mereka tidak mampu membiayainya yang menyebabkan banyak gangguan mental yang tidak diobati.

Di Indonesia, banyak orang beralih ke pengobatan tradisional untuk membantu mengatasi gangguan jiwa. Namun, ini bukan praktik ilmiah dan memiliki risiko serius. Praktik-praktik ini bisa berbahaya karena orang menafsirkan meditasi sebagai memberi mereka kekuatan spiritual.

Orang tua berperan penting dalam membantu mengobati gangguan jiwa anaknya, mereka harus mendidik diri mereka sendiri tentang perkembangan anak untuk lebih memahami kebutuhan anak-anak mereka.

Memahami tahapan perkembangan anak membantu orang tua memahami kapan perkembangan terjadi dalam pikiran anak dan bagaimana orang tua dapat membantu mendorong perkembangan itu secara efektif.

Mereka juga perlu memberikan contoh yang baik untuk anak-anak mereka dengan makan dengan baik dan cukup tidur sendiri. Melakukan hal itu secara dramatis akan meningkatkan kemungkinan anak-anak mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik serta dengan mengurangi potensi pengaruh negatif pada proses perkembangan mereka.

Pengobatan gangguan jiwa sangat penting bagi kesehatan jiwa setiap orang di Indonesia. Namun, sebagian besar perawatan kurang karena kendala keuangan yang menyulitkan orang dengan kesehatan mental yang buruk untuk mendapatkan perawatan.

Orang tua juga harus memainkan peran penting dalam membantu mengobati gangguan anak mereka tetapi sebagian besar perawatan kurang karena takhayul budaya daripada kendala keuangan.

Jika dirawat dengan baik, anak-anak Indonesia dapat menjalani kehidupan yang sehat mental dan fisik yang sehat tanpa memperhatikan keadaan fisik dan emosional mereka, mari peduli dengan kesehatan mental sejak dini!

Biodata Penulis:

Nilta Khilyatazzahiroh lahir dan menetap di Kota Magelang. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 di Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.