Anak-anak memiliki keingintahuan yang besar. Kadang mereka menanyakan hal random kepada orang yang lebih dewasa. Saya sebagai orang yang lebih dewasa pun kadang malas menanggapi pertanyaan anak kecil.
Keingintahuan yang dirasakan anak tidak hanya berbentuk pertanyaan, tetapi juga perbuatan. Kadang mereka melakukan perbuatan yang berbahaya. Dikarenakan mereka belum memiliki pra-duga atau dalam bahasa Jawanya "Durung nduwe duga" (apakah perbuatan yang mereka lakukan berbahaya/tidak.
Seperti pengalaman saya waktu kecil. Saat TK saya terjatuh dari motor saat bermain.
Pada siang hari di teras rumah, saya melihat motor menganggur. Motor tersebut milik karyawan ayah dan motornya manual. Melihat motor menganggur saya berimajinasi mengantar nenek ke sawah menggunakan motor dan saya melihat ada caping milik nenek saya di dekat motor, saya memakai caping tersebut untuk menambah vibes berangkat ke sawah.
Saya mulai menaiki motor tersebut dan memainkan perseneling. Saya menikmati imajinasi dengan memainkan stang motor sambil memainkan perseneling-nya, tidak lupa caping yang ada di kepala. Hingga tiba-tiba saya terjatuh dan motor tersebut menimpa tubuh saya, kaki bagian kanan terluka.
Saya menangis dengan sekencang-kencangnya hingga karyawan yang punya motor datang menolong.
Saya langsung lari mencari ibu, lari ke belakang rumah ibu tidak ada, lari ke samping rumah ibu tidak ada, lari ke depan rumah ibu tidak ada, saya tetap berlari ke belakang, samping, dan depan rumah mencari ibu sambil menangis histeris.
Darah sudah bercecer dimana-mana hingga saya menemukan ibu yang berada di depan rumah. Ibu menghampiri saya dengan panik dan langsung membawaku bersama karyawan ayah pergi ke puskesmas terdekat, saat itu ayah sedang tidak berada di rumah.
Di sepanjang jalan saya menangis dengan kencang sambil menahan sakit yang luar biasa. Hingga sampailah di puskesmas, ibu langsung mengendong ke ruang gawat darurat dan perawat langsung mengarahkan ibu untuk menaruhku di brankar.
Dokter langsung memeriksa, memberitahu ibu bahwa lukanya harus dijahit dan tanpa berpikir panjang ibu menyetujuinya. Dokter langsung melakukan tindakan operasi yang menghasilkan 7 jahitan di kaki.
Saat operasi berlangsung saya memberontak dan menangis histeris merasakan sakit yang amat luar biasa. Setelah operasi selesai ibu membawaku pulang dengan perasaan cemas dan saya masih menangis karena masih merasakan nyeri pada luka bekas jahitan.
Dalam masa pemulihan saya tidak bisa masuk sekolah dan kemana-mana harus digendong.
Setelah dewasa saya mengerti apa yang dilakukan pada waktu kecil adalah sesuatu yang konyol dan tidak berpikir apa yang dilakukan dapat mencelakai diri sendiri.
Dari kejadian itu saya belajar lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Keingintahuan anak memang bagus untuk perkembangannya, tetapi jika terlalu berlebihan juga tidak baik. Dan sebagai orang tua sebaiknya mengawasi anak saat bermain.
Biodata Penulis:
Novika Rinka Fitriana saat ini aktif sebagai mahasiswa Bimbingan Konseling di Universitas Sebelas Maret Surakarta.