Perfectly Imperfect: Cara Mengatasi Insecure

Rasa insecure saat ini bukan hanya perihal bentuk fisik, warna kulit, kondisi wajah, keadaan ekonomi namun insecure yang dialami remaja sekarang ...

Bagaimana dunia akan menerimamu jika kamu belum menerima dirimu sendiri?

Banyaknya tuntutan yang ada pada remaja saat ini tak ayal membuat mereka merasa insecure dengan diri mereka sendiri. Insecure adalah suatu kepribadian yang berupa rasa tidak percaya diri sehingga seseorang akan merasa cemas, gelisah, dan takut dalam menghadapi atau melakukan sesuatu.


Insecure


Rasa insecure saat ini bukan hanya perihal bentuk fisik, warna kulit, kondisi wajah, keadaan ekonomi namun insecure yang dialami remaja sekarang juga perihal pencapaian diri baik di bidang akademik maupun karir. Hal ini menyebabkan seseorang kesulitan bergaul dengan teman sebaya dan cenderung menutup diri.

Rasa insecure menyebabkan penerimaan akan diri sendiri menjadi kurang, tanpa disadari kita akan lebih condong melihat pencapaian orang lain ketimbang pencapaian diri, menjadikan orang lain sebagai standar kecantikan, menjadikan gaya hidup orang lain sebagai standar hidup yang diterapkan.

Padahal pada kenyataannya seseorang tidak bisa menjadi seperti orang lain karena mereka unik dengan cara mereka sendiri begitupun kita, unik dengan cara kita sendiri.

Lalu apa yang menyebabkan seseorang merasa insecure?

Pada dasarnya rasa insecure pada setiap remaja berbeda-beda, dikutip dari Alodokter rasa insecure dapat terjadi karena pernah mengalami kegagalan dalam suatu hal, mendapatkan penilaian kurang baik dari orang lain, atau akibat memiliki sifat perfeksionis sehingga enggan untuk keluar dari zona nyaman yang mereka ciptakan.

Kegagalan yang kita alami tak ayal membuat kita membandingkan diri dengan pencapaian orang lain, kita juga mudah merasa insecure dengan standar kecantikan yang ada pada masyarakat saat ini, “Perempuan yang cantik itu kulitnya harus putih, kamu gendutan coba diet, kamu cantik deh kalo rambutmu panjang.” Dan berbagai standar kecantikan yang lain.

Pada dasarnya rasa insecure membuat kita membutuhkan banyak validasi dan pengakuan dari orang lain, hal tersebut tentunya berdampak buruk pada kesehatan mental.


Apa saja jenis insecure itu?


Dilansir Choosing Therapy, jenis insecure antara lain:

1. Kecemasan Hubungan

Individu yang merasa tidak aman, tidak dapat diandalkan, dan sering mengikuti aktivitas dan perilaku pasangannya.

2. Kecemasan Sosial

Kurang percaya diri pada kemampuan diri sendiri. Bentuk kecemasan sosial ini menciptakan situasi seperti ketakutan akan apa yang akan terjadi di masa depan.

Dalam banyak kasus, ini menyerupai kecemasan sosial atau fobia sosial dan biasanya mencakup kekhawatiran tentang terlihat canggung, khawatir salah pengucapan, tidak pintar, dan tidak dapat memahami lelucon.

3. Kecemasan Citra Tubuh

Orang yang tidak percaya diri dengan citra tubuh mereka biasanya mencoba mengubah penampilan mereka bila memungkinkan dan sering menghabiskan banyak waktu dan energi untuk mengkhawatirkan penampilan mereka.

Saya penasaran dengan bentuk hidung, telinga, mata, gigi, kaki, dan lain-lain. Perasaan ini bisa datang karena dinilai buruk oleh orang lain.

4. Kecemasan Kerja

Disebabkan oleh kecemasan atau ketidaknyamanan di tempat kerja. Biasanya ini mengarah pada kecurigaan, kebingungan dan kecemasan tentang pekerjaan.

Siswa mungkin mengalami jenis kecemasan ini dan meragukan kecerdasan mereka sendiri. Bahkan, mereka sering membandingkan kinerja mereka dengan orang lain.

5. Kebutuhan Dasar Genting

Beberapa orang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti perumahan, makanan dan kesehatan. Jenis kecemasan ini terjadi ketika seseorang tidak tahu ke mana harus mendapatkan segalanya, yang mengarah ke tingkat stres yang tinggi dan gangguan fisik dan mental.


Lalu bagaimana mengatasi rasa insecure?

Dikutip dari Halodoc terdapat 4 cara yang dapat dilakukan orang tua, khususnya ibu dalam mengatasi rasa insecure pada remaja, yaitu: selalu berpikir positif, komunikasi dua arah, mencari tahu pemicunya, dan beri solusi dengan perencanaan.

Penerimaan akan diri sendiri dapat dimulai dengan mencintai setiap kekurangan yang ada pada diri dan senantiasa mengembangkan potensi yang dimiliki, karena setiap individu dilahirkan dengan keunikannya masing-masing, dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, setiap dari kita berhak untuk menunjukkan potensi diri yang ada tanpa dibayangi oleh stigma-stigma yang berkembang di masyarakat.

Tidak ada salahnya menjadikan orang lain sebagai role model kita, tapi yang patut ditekankan adalah jangan menjadikan pencapaian orang lain sebagai patokan keberhasilan diri kita sendiri, jangan menjadikan standar kecantikan orang lain sebagai standar kecantikan diri kita sendiri.

Perihal standar, setiap orang memiliki standarnya masing-masing, tidak ada salahnya menjadi berbeda dengan orang lain, tidak ada salahnya pilihan yang kita pilih berbeda dengan pilihan orang lain.

Toh pada kenyataannya setiap orang unik dengan cara mereka masing-masing, setiap orang spesial dengan potensi yang mereka miliki.

Ketika kita sudah menerima diri kita sendiri maka dunia akan menerima kita sebagai diri kita bukan sebagai orang lain. Karena setiap yang tidak sempurna memiliki definisi sempurnanya sendiri. Lalu sampai manakah kalian menerima setiap ketidaksempurnaan yang ada?

Biodata Penulis:

Amilia Khoirun Nisa lahir dan menetap di Sragen. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.