"Anakku sek mbarep kae, sekolahe cedhak ning saben dino nek mangkat keri."
"Wingi kae sampean ora melu layat bu?"
Itulah sepenggal percakapan yang terdengar di telinga saya sewaktu memasuki Pasar Gedhe saat melakukan observasi.
Pasar sebenarnya menjadi sarana prasarana jual beli dan juga interaksi antara penjual dengan pembeli. Tidak hanya menjadi fasilitator pemenuhan kebutuhan, melainkan dapat digunakan sebagai ajang belajar memahami kontrol sosial, budaya, interaksi dalam pembelajaran.
Hubungan antara penjual satu dengan yang lainnya tidak hanya sekedar saling mengenal namun juga berasaskan kekeluargaan yang erat.
Dalam kesehariannya di pasar, para pedagang tidak hanya berjualan saja. Melainkan, para pedagang biasanya akan berkumpul bersama sambil menunggu para pembeli.
Di sela-sela kegiatan tersebut mereka tidak hanya membahas jualan mereka saja, namun keseharian di rumah yang dibawa ke pasar mampu menyatu pada percakapan para pedagang.
Perannya dalam pasar juga tidak hanya para ibu-ibu. Tetapi, bapak-bapak biasanya juga ikut membersamai dalam pekerjaan di dalam pasar, contohnya kuli angkat maupun penjual buah dan lain-lain.
"Oh, ya kalau di sini apa-apa kita bareng-bareng mbak, di sini juga sudah seperti keluarga sendiri." Jawab ibu penjual buah setelah saya melakukan wawancara.
Dalam interaksinya di pasar, seseorang akan membutuhkan komunikasi yang baik sebagai pendatang dengan penyambut, penjual dengan pembeli, dan interaksi sesama masyarakat.
Dalam kehidupannya pasar menjadi prasarana dalam menunjang atau melengkapi yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Maka dari itu penjual biasanya hidup bergantung pada penghasilan jual-beli di pasar demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup mencangkup kebutuhan sandang, pangan, papan. Kebutuhan tersebut juga untuk pembiayaan tanggungan anak dan orang yang tinggal bersama.
Bagi mereka (pedagang), pasar adalah sumber kehidupan, karena tanpa adanya pasar di tempat mana lagi yang mampu menerima keberadaan para pedagang. Tidak semua tempat dapat menerima kehadiran pedagang karena keterbatasan tempat yang tidak memadai.
"Penghasilannya ya tidak banyak banyak mbak, sekarang kan ada online shop makanya pasar sekarang tidak seramai dulu ketika belum ada online shop."
Online shop sekarang menjadi musuh bagi pasar karena dengan sistem online semua dapat mencangkup apa yang dibutuhkan, sehingga mampu menghemat waktu dan lebih praktis. Namun, hal ini dinilai memberikan pengaruh besar pada perdagangan di pasar. Karena peminatnya yang biasanya di pasar kini berpindah kepada online shop.
Sehingga hal ini pun juga dapat menginovasi para pedagang di pasar untuk ikut berjualan dengan metode online. Maka dari itu inovasi jualan online pun bisa diterapkan di kehidupan pasar.
Transaksi pembayaran juga bisa dilakukan dengan transfer sehingga mudah dan juga terjamin. Dalam hal ini semua dapat belajar menjadi seorang pengusaha atau perdagang.
Biodata Penulis:
Farah Aini lahir di Magelang pada tahun 2004. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret di Surakarta.