Apakah Anime Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja?

Di era digital saat ini hiburan sudah menjadi kebutuhan tersendiri terutama bagi remaja. Cara mendapatkannya pun sangat mudah, bisa melalui ....

Di era digital saat ini hiburan sudah menjadi kebutuhan tersendiri terutama bagi remaja. Cara mendapatkannya pun sangat mudah, bisa melalui internet, televisi, maupun smartphone dan sebagainya. Misalnya anime yang saat ini digandrungi oleh remaja.

Anime sendiri merupakan sebuah serial animasi garapan Jepang, biasanya memiliki genre Action, Comedy, Romance dan lain-lain.

Di Jepang sendiri anime sudah menjadi industri hiburan yang menjanjikan dengan total pendapatan sebesar 1,83 triliun yen tahun 2015. Industri ini dapat menarik minat pasar dunia terutama Asia Tenggara.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya data statistik yang dirilis oleh The Association of Japanese Animations (AJA) mengenai jumlah kontrak industri animasi Jepang dengan negara sepanjang tahun 2015.

Terdapat 5 Negara dengan posisi teratas dan Indonesia menempati urutan kedua di bawah negara Thailand.

Hal ini menandakan bahwa anime di negara Indonesia memiliki penikmat yang tergolong tinggi terutama kalangan remaja. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya acara-acara bertema anime di lingkungan masyarakat yang kebanyakan penikmatnya adalah remaja.

Pengaruh Menonton Anime

Keberadaan acara tersebut secara tidak langsung membuat eksistensi budaya jepang meningkat di Indonesia. Hal ini jelas akan berpengaruh pada perilaku remaja Indonesia, contohnya saja seperti gaya berpakaian, gaya rambut, gaya berbicara, hingga makanannya. 

Apakah Anime Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja?

Berdasarkan hasil penelitian tentang "Anime dan Gaya Hidup Mahasiswa (Studi Mahasiswa yang Tergabung dalam Komunitas Japan Freak UIN Jakarta)" dapat diketahui bahwa anime memiliki pengaruh pada perilaku remaja seperti:

1. Waktu Belajar Remaja

Waktu belajar remaja tertunda akibat ingin menonton kelanjutan cerita anime yang sedang diikutinya sehingga waktu belajarnya berkurang;

2. Gaya Berpakaian Remaja

Dalam gaya berpakaian membuat remaja mengikuti gaya karakter anime yang diidolakannya misal:
  • Penampilan anak muda laki-laki yang kerap mengenakan sweater dan hoodie;
  • Mengenakan blazer ,stocking, dan sepatu boots;
  • Pakain bergambar tokoh anime yang disukai;
  • Mengubah gaya rambut sesuai warna tokoh anime yang disukai. Hal ini dilakukan untuk penampilan mereka sehari-hari maupun saat ber-cosplay;

3. Minat Remaja

Minat remaja cenderung menyukai hal berbau jepang semisal makanan seperti onigiri, dan takoyaki.

4. Gaya Bicara Remaja

Remaja cenderung meniru gaya orang Jepang berbicara saat melakukan percakapan seperti halnya mengucap salam dengan kata "ohayou", menyapa teman dengan kata "yo!", dan merespon percakapan dengan kata "zankyu", "nani", "oke desu". Beberapa perilaku tadi menandakan jika anime dapat memengaruhi perilaku remaja.

Untuk menyikapi masuknya budaya Jepang yang masuk ke Indonesia seorang remaja hendaknya memfilter budaya tersebut supaya tidak berdampak negatif bagi dirinya dan bisa mengambil sisi positif dari budaya tersebut.

Semisal membuat kostum untuk cosplay yang dapat melatih kreativitas bahkan bisa menghasilkan uang, belajar kosakata asing, membuat makanan khas Jepang dan banyak lagi.

Sebenarnya banyak hal positif yang dapat diambil dan dimanfaatkan dari masuknya budaya jepang ini tergantung bagaimana cara meresponnya.

Biodata Penulis:

Ilham Ramadhani lahir dan menetap di Surakarta. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 di Bimbingan Konseling Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.