Anak Bungsu, Manja?

Kata manja selalu identik pada anak bungsu, bukan? Selalu dianggap tidak pernah dewasa dan selalu kekanak-kanakan. Kata orang anak bungsu itu ...

Kata manja selalu identik pada anak bungsu, bukan? Selalu dianggap tidak pernah dewasa dan selalu kekanak-kanakan. Kata orang anak bungsu itu enak, banyak yang bisa diharapkan dari kakak kakaknya. Selain itu katanya, anak bungsu itu sulit diandalkan, dan kata orang pun ada yang lekat pada si bungsu "Ya enggak boleh gagal, kan harapan terakhir" Apakah benar benar seperti itu?

Anak Bungsu, Manja

Ini adalah sudut pandang dari sebagian kecil anak bungsu, anak bungsu pun juga ingin dianggap dewasa, namun seringkali tidak diberi kepercayaan untuk mengambil keputusan. Padahal si bungsu ini juga ingin mengambil peran untuk beberapa aspek kehidupan.

Ya, hanya beberapa saja, akan tetapi tak ayal kita sebagai bungsu hanya disuruh diam dan menerima. Di sisi lain si bungsu ini juga ingin mengambil resiko, dan ketika si bungsu berhasil menangani timbulnya resiko, namun jarang sekali ada kata apresiasi menyapa telinga si bungsu, malah-malah kata bandingan yang diperoleh si bungsu.

Stigma tentang anak bungsu hidup enak karena memiliki kakak yang sudah matang secara finansial itu justru menjadi hal yang sedikit memalukan jika si bungsu harus meminta kepada kakak, padahal itu adalah kebutuhan pribadi kita.

Bukan tak bersyukur, tapi lebih ke tahu diri karena semakin dewasa ini semakin membengkak kebutuhan pribadi si bungsu ini.

Si bungsu ini juga sadar akan kebutuhan dari para kakak-kakaknya, belum lagi kebutuhan pribadi keluarga kakaknya apalagi proses untuk mendapatkan uang tak semudah itu. Si bungsu juga selalu menimbang-nimbang apakah tak apa jika meminta kepada para kakaknya.

Katanya anak bungsu sulit diandalkan, mungkin karena si bungsu ini cenderung cengeng, padahal si bungsu ini sudah berusaha semaksimal yang dia bisa, meskipun kadang dengan mengeluh si bungsu tetap menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Mungkin saja si bungsu hanya butuh waktu untuk memahami dan beradaptasi dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya serta si bungsu perlu memahami seberapa berat resiko yang akan berada di bahunya.

Yang terakhir anak bungsu selalu dilarang gagal, tapi penyebab kegagalan anak bungsu ini pun kadang tak hanya berasal dari dirinya yang kurang berusaha, akan tetapi banyak faktor yang lain seperti kurangnya dukungan keluarga, harapan keluarga yang menjadi beban si bungsu hingga si bungsu ini takut untuk melangkah karena takut mengecewakan banyak orang.

Selain itu derita anak bungsu juga selalu dilarang mengeluh, selalu ada pembandingnya jika ia mengeluh seperti "kakakmu dulu lebih susah" atau yang lainnya.

Tapi sebenarnya si bungsu ini hanya perlu afirmasi positif saja dan dia akan kuat menjalani semuanya, meskipun si bungsu ini mungkin frekuensi mengeluhnya lebih banyak dibanding kakak-kakaknya.

Penulis: Fiki Nur Husna

© Sepenuhnya. All rights reserved.