Puisi: Upacara di Halaman Sekolah (Karya Tri Astoto Kodarie)

Puisi "Upacara di Halaman Sekolah" menghadirkan gambaran yang sederhana tetapi kuat tentang pengalaman sehari-hari anak-anak dan guru-guru di sekolah.
Upacara di Halaman Sekolah


pagi sedikit mengabut, anak-anak seragam sekolah tanpa sepatu
berlari kecil menuju sekolahnya di ujung desa
mata mereka ranum seperti buah mangga
yang tertanam berderet di halaman sekolahnya
dengan tiang-tiang miring hampir roboh

bendera merah putih berkibar-kibar di ujung tiang
anak-anak tegak hormat memandang ke angkasa
wajahnya berpeluh mengkristalkan bermilyar rasa
dari balik gelisah dan keinginan yang menantang
akankah guru-guru kami selalu menyiapkan pedang?

upacara usai dan anak-anak berlarian
menuju kelas yang pengap dan berdinding bambu
guru-guru bergegas menyalami waktu dengan salam
melayari lautan di wajah anak-anak yang penuh harap
sambil menautkan beban di tonggak kecemasan.


2005

Analisis Puisi:
Puisi "Upacara di Halaman Sekolah" karya Tri Astoto Kodarie adalah gambaran kehidupan sekolah anak-anak di pedesaan Indonesia. Puisi ini menghadirkan gambaran yang sederhana tetapi kuat tentang pengalaman sehari-hari anak-anak dan guru-guru di sekolah pedesaan.

Latar Belakang Pedesaan: Puisi ini mengambil latar belakang pedesaan Indonesia. Hal ini tercermin dalam gambaran anak-anak yang berlari menuju sekolah, tanpa sepatu, di pagi yang sedikit mengabu. Ini menggambarkan bagaimana kehidupan sekolah di desa dapat memiliki ciri khasnya sendiri.

Deskripsi Anak-Anak: Penyair menggambarkan anak-anak dengan indah sebagai "mata mereka ranum seperti buah mangga." Ini adalah contoh keindahan sederhana yang mewakili harapan, vitalitas, dan semangat anak-anak dalam belajar.

Upacara Bendera: Puisi ini mencakup upacara bendera, yang merupakan bagian penting dari budaya sekolah di Indonesia. Anak-anak berdiri dengan hormat dan melihat bendera merah putih berkibar. Ini adalah gambaran patriotisme dan penghargaan terhadap simbol nasional.

Guru-Guru: Puisi ini juga mencerminkan peran guru dalam kehidupan anak-anak. Mereka digambarkan "menyalami waktu dengan salam" dan melayari lautan emosi anak-anak. Ini menunjukkan tanggung jawab guru dalam membimbing dan mendidik generasi muda.

Beberapa Tantangan: Dalam puisi ini, ada pengungkapan ketidakpastian tentang masa depan ("akankah guru-guru kami selalu menyiapkan pedang?"). Hal ini mencerminkan perasaan cemas dan kekhawatiran anak-anak yang, sambil penuh harapan, juga menyadari tantangan-tantangan yang mereka hadapi dalam pendidikan.

Kesederhanaan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan gambaran yang mudah dimengerti. Hal ini menciptakan gambaran yang sangat otentik tentang kehidupan anak-anak di desa.

Secara keseluruhan, puisi "Upacara di Halaman Sekolah" adalah gambaran yang indah tentang pengalaman anak-anak di pedesaan Indonesia dan hubungan mereka dengan guru-guru mereka. Puisi ini menciptakan citra yang kuat tentang harapan, semangat, dan komitmen untuk mendapatkan pendidikan meskipun dalam keterbatasan sumber daya dan lingkungan sekolah.

Puisi: Upacara di Halaman Sekolah
Puisi: Upacara di Halaman Sekolah
Karya: Tri Astoto Kodarie

Biodata Tri Astoto Kodarie:
  • Tri Astoto Kodarie lahir di Jakarta, pada tanggal 29 Maret 1961.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.