Kucium Wangi Ibu
: Keraton Kaibon
dari setiap debu
dari deretan sajak-sajakmu
aku menemukan kata di helai-helai daun
yang jatuh setiap sore
sebelum senja memeluk bumi
sebelum air mata jatuh
aku membaca setumpuk kecemasan
dari tiap sudut kotamu
dari tiap puing reruntuhan istanamu
dari gerbang bentar yang masih berdiri
sedang kami yang lahir setelah masa itu
dibiarkan terdiam dalam pelukan hening
November, 2017
Sumber: Hari Raya Puisi (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Kucium Wangi Ibu" karya Rini Intama menggambarkan kedalaman hubungan antara seorang anak dengan ibunya, serta perenungan atas warisan emosional dan intelektual yang ditinggalkan oleh ibu.
Eksplorasi Emosi: Puisi ini mencurahkan rasa cinta dan penghargaan yang mendalam terhadap ibu. Penggunaan metafora "kucium wangi ibu" menggambarkan keintiman dan keterikatan yang kuat antara penyair dan ibunya. Bau wangi ibu juga melambangkan kenangan dan pengaruh positif yang tetap melekat dalam ingatan penyair.
Penghargaan terhadap Karya dan Perjuangan Ibunda: Penyair menunjukkan penghargaan terhadap karya-karya dan perjuangan ibunya melalui metafora "dari setiap debu, dari deretan sajak-sajakmu". Ini menunjukkan bahwa ibu telah meninggalkan warisan berharga dalam bentuk karya-karya sastra yang memengaruhi dan menginspirasi penyair.
Penggunaan Gambaran Alam: Penyair menggunakan gambaran alam, seperti "helai-helai daun yang jatuh setiap sore", untuk menciptakan suasana yang puitis dan introspektif. Helai daun yang jatuh melambangkan kerapuhan dan keindahan dalam kenangan, serta kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman.
Refleksi atas Warisan Emosional dan Intelektual: Puisi ini mengandung refleksi atas warisan emosional dan intelektual yang ditinggalkan oleh ibu. Penyair membaca kecemasan dan keheningan dari sudut-sudut rumah dan reruntuhan masa lalu, menyoroti pentingnya pengalaman dan pelajaran yang diterima dari ibu.
Kesan Akhir: Puisi ini menghadirkan kesan kehangatan dan keintiman yang mendalam antara penyair dan ibunya. Meskipun ada kerapuhan dan kecemasan dalam kehidupan, hubungan dengan ibu tetap menjadi pijakan dan sumber kekuatan yang memungkinkan penyair untuk menghadapi tantangan hidup.
Puisi "Kucium Wangi Ibu" karya Rini Intama adalah sebuah puisi yang menggambarkan keintiman, penghargaan, dan refleksi atas hubungan antara seorang anak dengan ibunya. Melalui penggunaan gambaran alam dan metafora yang kuat, puisi ini menggambarkan warisan emosional dan intelektual yang berharga yang ditinggalkan oleh ibu, serta pentingnya hubungan ini dalam membentuk identitas dan pengalaman seseorang.
Karya: Rini Intama
Biodata Rini Intama:
- Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).