Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Selingkuh (Karya Kinanthi Anggraini)

Puisi "Selingkuh" karya Kinanthi Anggraini menggambarkan perasaan kehilangan dan kekecewaan karena dikecewakan oleh orang yang diharapkan datang .....
Selingkuh

Hujan turun menggandeng sinar matahari
tanpa selimut awan menembus yang menaungi
selayak kuntum bunga yang aku pegangi
telah jatuh tanpa ada yang memandangi

Seharian aku menunggu di ufuk senja
namun sial akhirnya kau tak datang jua
berharap membawa sebongkah semangka
yang biasanya kita makan berdua.

Barangkali kau berada di kaki perjalanan
menuju rute lurus berbelok ke perumahan
rumah di mana aku menghabiskan cemilan
yang belum habis selama sepekan.

Seringkali kubolak-balik pergelangan tangan
berharap waktu menggandengmu ke halaman
tapi ternyata kau masih bertiarap tanpa beban
mendengkuri seseorang yang tak pernah kupikirkan.

Kudapati bulan merobek suratku
tatkala bintang mencaci maki langit biru
memandangi kamarku yang mendadak bisu
selayak nyawaku tercabut tanpa kehadiranmu.

Akhirnya malam mengelus kening dagu
menasihati hati kecilku yang menunggu
memeluk angin semalaman tanpa syal ungu
menggigil di sudut tembok berwajah kelabu.

Surakarta, 2 April 2013

Sumber: Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Selingkuh" karya Kinanthi Anggraini menggambarkan perasaan kehilangan dan kekecewaan karena dikecewakan oleh orang yang diharapkan datang. Puisi ini mengandung rasa rindu dan keputusasaan, serta mengungkapkan kesedihan karena perasaan cinta yang tak terbalas.

Gambaran Alam dan Waktu: Puisi ini menggunakan gambaran alam dan waktu untuk menggambarkan suasana hati dan perasaan sang penyair. Hujan yang turun menggandeng sinar matahari mencerminkan situasi yang kontras dan menyiratkan ketidakpastian dalam hubungan. Ufuk senja dan malam menggambarkan penantian yang lama dan tanpa hasil.

Perasaan Kehilangan dan Kekecewaan: Penyair merasa dikecewakan oleh seseorang yang diharapkan datang pada malam itu. Rasa rindu yang mendalam dan penantian yang sia-sia menciptakan perasaan kehilangan dan kekecewaan yang mendalam.

Gambaran Hati dan Pikiran: Puisi ini menyampaikan gambaran perasaan hati dan pikiran penyair yang gelisah dan kebingungan. Pergelangan tangan yang bolak-balik mencerminkan rasa cemas dan harapan yang datang dan pergi.

Penolakan Cinta: Penyair menyadari bahwa orang yang diharapkan datang ternyata tengah selingkuh atau bermain cinta dengan orang lain. Hal ini menimbulkan kesedihan yang mendalam karena perasaan cinta yang tidak dibalas.

Kesepian dan Kegelapan: Gambaran kamarku yang mendadak bisu dan angin semalaman tanpa syal ungu menggambarkan kesepian dan kegelapan hati penyair yang tengah menghadapi perasaan cinta yang tak berbalas.

Puisi "Selingkuh" karya Kinanthi Anggraini menggambarkan perasaan kehilangan dan kekecewaan karena perasaan cinta yang tak terbalas. Puisi ini menggunakan gambaran alam dan waktu untuk mencerminkan suasana hati penyair yang gelisah dan kesepian. Dengan menggunakan gaya bahasa yang puitis, puisi ini berhasil menggambarkan perasaan yang mendalam dan mengekspresikan kekecewaan atas penolakan cinta.

Kinanthi Anggraini
Puisi: Selingkuh
Karya: Kinanthi Anggraini

Biodata Kinanthi Anggraini:
    Kinanthi Anggraini lahir pada tanggal 17 Januari 1989 di Magetan, Jawa Timur.

    Karya-karya Kinanthi Anggraini pernah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional, antara lain Horison, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Basis, Sinar Harapan, Banjarmasin Post, Riau Pos, Lampung Post, Solopos, Bali Post, Suara Karya, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Minggu Pagi, Bangka Pos, Majalah Sagang, Malang Post, Joglosemar, Potret, Kanal, Radar Banyuwangi, Radar Bojonegoro, Radar Bekasi, Radar Surabaya, Radar Banjarmasin, Rakyat Sumbar, Persada Sastra, Swara Nasional, Ogan Ilir Ekspres, Bangka Belitung Pos, Harian Haluan, Medan Bisnis, Koran Madura, Mata Banua, Metro Riau, Ekspresi, Pos Bali, Bong-Ang, Hayati, MPA, Puailiggoubat, Suara NTB, Cakrawala, Fajar Sumatera, Jurnal Masterpoem Indonesia, dan Duta Selaparang.

    Puisi-puisi Kinanthi Anggraini terhimpun di dalam buku Mata Elang Biru (2014) dan Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018). Karya-karyanya juga diterbitkan dalam cukup banyak buku antologi bersama.

    Nama Kinanthi Anggraini tertulis dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.