Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Durasi (Karya Moh. Ghufron Cholid)

Puisi “Durasi” karya Moh. Ghufron Cholid bercerita tentang dua insan yang saling mencintai tanpa menghitung-hitung waktu. Mereka menjalani cinta ..
Durasi

Tak ada durasi
Dalam cinta
Yang ada
Kita saling mengisi

Sampai segenap sisi
Tak lagi memuat nyeri

Paopale Daya, 5 Juli 2022

Analisis Puisi:

Puisi pendek berjudul “Durasi” karya Moh. Ghufron Cholid menyuguhkan refleksi sederhana namun dalam tentang cinta, waktu, dan penyembuhan. Dengan hanya enam baris, penyair menyampaikan makna yang melampaui jumlah katanya. Cinta di sini tak dipahami sebagai perasaan sementara, melainkan sebagai proses saling mengisi ruang batin masing-masing hingga luka tidak lagi bersisa. Puisi ini pendek, tapi kontemplatif.

Tema

Tema utama puisi ini adalah cinta yang tidak dibatasi oleh waktu. Cinta tidak hadir sebagai momen yang terikat durasi, melainkan sebagai proses batin yang saling menyempurnakan dan menyembuhkan. Tema lainnya adalah penyembuhan emosional melalui kehadiran cinta yang tulus.

Puisi ini bercerita tentang dua insan yang saling mencintai tanpa menghitung-hitung waktu. Mereka menjalani cinta bukan sebagai kontrak berdurasi, tetapi sebagai ruang keterisian yang jujur dan mendalam. Mereka saling mengisi, hingga masing-masing tak lagi menyimpan “nyeri” atau luka. Ini bukan hanya cinta romantis, tapi bisa juga ditafsirkan sebagai hubungan yang saling menyembuhkan, apa pun bentuknya—antara sahabat, keluarga, bahkan antara manusia dan Tuhan.

Makna Tersirat

Secara tersirat, puisi ini menyampaikan bahwa:
  • Cinta sejati tidak terukur oleh lamanya waktu, tetapi oleh kedalaman keterlibatan emosional.
  • Hubungan yang sehat adalah yang saling melengkapi dan menghapus luka masa lalu, bukan memperpanjang derita.
  • “Durasi” atau waktu hanyalah konstruksi, sedang cinta adalah kesadaran batin yang tak mengenal batasan jam atau tanggal.
  • Cinta bukan soal lama atau sebentar, tapi soal bagaimana seseorang menjadi ruang pemulihan bagi orang lain.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini hening, reflektif, dan menyentuh secara emosional. Tidak ada gejolak, tidak ada letupan, hanya ketenangan yang muncul dari pemahaman mendalam akan hakikat cinta. Nuansa puisi ini juga terasa hangat dan menyembuhkan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

  • Cinta tidak perlu dibatasi oleh durasi; yang lebih penting adalah kualitas keterlibatan dan ketulusan.
  • Dalam hubungan yang sehat, kita tidak perlu menghitung hari, bulan, atau tahun, tetapi cukup menakar sejauh mana kita saling menyembuhkan.
  • Kesembuhan emosional bisa dicapai saat kita menemukan seseorang yang bersedia mengisi sisi-sisi kosong dalam diri kita, bukan memperdalam luka.

Imaji

Meski puisinya sangat singkat, penyair tetap berhasil menyuguhkan imaji batiniah yang kuat:
  • “Saling mengisi” → membayangkan dua ruang atau bejana yang saling melengkapi, menciptakan gambaran tentang hubungan yang penuh empati.
  • “Segenap sisi tak lagi memuat nyeri” → sebuah visualisasi metaforis tentang tubuh atau jiwa yang dulu penuh luka, kini telah utuh kembali.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa gaya bahasa (majas) yang memperkuat makna:

Paradoks
  • “Tak ada durasi dalam cinta” → sebuah pernyataan yang tampak bertentangan dengan logika umum, tetapi justru menyampaikan kebenaran mendalam bahwa cinta sejati tak terikat waktu.
Metafora
  • “Kita saling mengisi” → bukan secara harfiah, melainkan menggambarkan proses batin dalam hubungan yang saling melengkapi.
  • “Segenap sisi tak lagi memuat nyeri” → nyeri dilukiskan seperti barang yang bisa diisi dalam sisi-sisi tubuh atau hati.
Hiperbola (sedikit tersirat)
  • “Segenap sisi” → memberikan efek totalitas untuk menunjukkan bahwa cinta menyembuhkan secara menyeluruh.
Puisi “Durasi” karya Moh. Ghufron Cholid adalah refleksi mendalam tentang cinta yang melampaui waktu dan menghadirkan penyembuhan. Dalam kesederhanaan diksi dan bentuknya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali: apakah kita mencintai karena lamanya waktu yang dihabiskan bersama, atau karena kedalaman jiwa yang saling mengisi? Melalui puisi ini, penyair mengingatkan bahwa cinta adalah proses, bukan hitungan waktu.

Moh. Ghufron Cholid
Puisi: Durasi
Karya: Moh. Ghufron Cholid

Biodata Moh. Ghufron Cholid:
  • Moh. Ghufron Cholid lahir pada tanggal 7 Januari 1986 di Bangkalan. Karya-karyanya tersiar di Mingguan Malaysia, Mingguan Wanita Malaysia, Utusan Malaysia, Utusan Borneo, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.