Kecerdasan jamak merupakan teori kecerdasan yang menyatakan bahwa individu memiliki paling tidak 8 jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan verbal linguistik, logis matematis, visual spasial, kinestetik, musik, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalis.
Namun, pertumbuhan anak usia dini banyak dipelopori oleh ibu-ibu yang notabene wanita karir. Sehingga kebanyakan anak hanya mengetahui kecerdasan intelektual melalui sekolahnya saja. Dimana, kecerdasan intelektual lebih mementingkan pada kemampuan logika, matematika, dan bahasa. Sedangkan pada hakikatnya anak memilki berbagai kecerdasan.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan problem nyata dalam kehidupan. Intelegensi seseorang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak, hal ini berbeda dengan konsep lama yang menyatakan bahwa inteligensi seseorang tetap mulai sejak lahir sampai kelak dewasa, dan tidak dapat diubah secara signifikan.
Ada berbagai cara untuk memunculkan kecerdasan jamak pada anak usia dini. Salah satunya dengan bermain.
Menurut Miller (dalam Seto Mulyadi, 1997), setiap anak memiliki insting ingin bermain, yaitu kebutuhan untuk berkreativitas dalam pola tertentu yang sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini dapat melatih motorik anak, merangsang perkembangan bahasa anak, dan merangsang perkembangan sosial anak.
Dengan bermain, anak dapat melatih kecerdasan kinestetik yaitu mengekspresikan gagasan dan perasaan serta penyelesaian problem.
Selain bermain, bercerita pun dapat memunculkan kecerdasan verba linguistik. Dalam memunculkan kecerdasan ini, anak usia dini dapat dilatih dari keseharian yang dibiasakan secara bertahap, serta tidak memaksakan. Kemudian lebih ditekankan pada pembelajaran yang menyenangkan. Namun, tetap dalam pengawasan orang tua. Dalam hal ini, kecerdasan jamak pada anak usia dini akan muncul secara maksimal apabila peran orang tua ikut andil dalam proses pendidikan.
Biodata Penulis:
Uni Nur Karomah saat ini aktif sebagai mahasiswi di UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri.