Puisi: Ibu bagi Seorang Anak (Karya Aspar Paturusi)

Puisi karya Aspar Paturusi yang berjudul "Ibu bagi Seorang Anak" merayakan ikatan yang mendalam antara seorang ibu dan anaknya, dengan menekankan ...
Ibu bagi Seorang Anak

Harimu bukan hanya desember, ibu
sahut seorang anak jelang hari ibu
bagiku, engkau ada di semua hari
dengan kasih sayang
sorot mata teduh
lembut belaian tanganmu

Ibu, boleh kuseka keringat di keningmu 
memijat lembut betis dan jemarimu
melantunkan ayat suci pengantar tidur
meskipun lelah, senyummu tak hilang

aku tumbuh sehat dan cerdas
jadi anak saleh dan santun
cukup membuatmu bahagia

Ibu, di balik senyum tulus
tak kau sembunyikan duka, kan?

Jakarta, 20 Desember 2013

Analisis Puisi:

Puisi karya Aspar Paturusi yang berjudul "Ibu bagi Seorang Anak" merayakan ikatan yang mendalam antara seorang ibu dan anaknya, dengan menekankan tema-tema seperti cinta, rasa terima kasih, dan peran ibu dalam mendidik.
  • Cinta dan Perhatian Tanpa Syarat: Puisi ini dibuka dengan pernyataan bahwa "Harimu bukan hanya desember, ibu", menunjukkan bahwa setiap hari adalah Hari Ibu bagi penyair. Kalimat ini langsung menetapkan nada penghargaan dan rasa terima kasih yang tak henti-hentinya terhadap figur ibu. Pengulangan kata "ibu" sepanjang puisi memperkuat tema sentral ini.
  • Kehadiran Ibu: Puisi ini menyoroti kehadiran yang tak terelakkan dari seorang ibu dalam kehidupan penyair. Ibu digambarkan hadir "di semua hari", menandakan perhatian dan dukungan konstan beliau. Kehadiran ini digambarkan melalui "sorot mata teduh" dan "lembut belaian tanganmu", menekankan peran ibu yang menenangkan dan mendukung.
  • Tindakan Cinta dan Pengorbanan: Puisi menggambarkan ketulusan dan pengabdian ibu melalui berbagai tindakan cinta dan pengorbanan. Ini termasuk menenangkan anak dengan "ayat suci pengantar tidur" dan memberikan kenyamanan fisik dengan pijatan ("memijat lembut betis dan jemarimu"). Imaji ini membangkitkan rasa aman dan kehangatan yang ditawarkan ibu tanpa pamrih.
  • Rasa Terima Kasih dan Refleksi: Penyair menyatakan rasa terima kasih yang mendalam atas pengorbanan dan cinta tanpa syarat ibu. Kalimat "aku tumbuh sehat dan cerdas / jadi anak saleh dan santun" mencerminkan pengakuan penyair akan pengaruh ibu dalam membentuk karakter dan nilai-nilai mereka. Rasa terima kasih ini ditekankan lebih lanjut dengan pengakuan bahwa ibu tidak mengharapkan apapun sebagai balasan atas cintanya.

Struktur dan Bahasa

  • Bahasa Sederhana dan Langsung: Puisi ini menggunakan bahasa yang lugas untuk meningkatkan dampak emosionalnya. Penggunaan bahasa sehari-hari, seperti "memijat" dan "senyummu", menciptakan nuansa kedekatan dan keakraban, memperkuat sifat personal dan tulus puisi.
  • Pengulangan dan Penekanan: Pengulangan digunakan secara efektif dalam puisi ini, terutama dengan kata "ibu", yang berfungsi untuk menyoroti tema sentral tentang cinta dan kehadiran ibu. Pengulangan ini juga menambah kualitas ritmis pada puisi, meningkatkan daya tarik lirikalnya.
  • Imaji dan Detail Sensorik: Puisi ini menggunakan detail sensorik untuk membangkitkan imaji yang resonan secara emosional dengan pembaca. Deskripsi seperti "sorot mata teduh" dan "belai lembut" menarik panca indera, menciptakan gambaran hidup tentang gestur-gestur penyayang ibu.
Puisi "Ibu bagi Seorang Anak" karya Aspar Paturusi merayakan cinta yang abadi dan dedikasi tanpa pamrih seorang ibu. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menangkap inti dari perhatian ibu dan dampak mendalamnya dalam membentuk kehidupan pembicara. Puisi ini meresap secara universal dengan menggambarkan tema-tema yang meresapi, seperti rasa terima kasih, cinta, dan ikatan yang abadi antara seorang ibu dan anaknya.

Aspar Paturusi
Puisi: Ibu bagi Seorang Anak
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.