Gelap Jakarta Gelap
langit jakarta kian menghitam
setelah udara dipenuhi teriakan
hamburan kata-kata kebencian
fitnah dan saling tuding menuding
spanduk provokasi ramai terbentang
terhempaslah nilai-nilai kemanusiaan
tercabiklah lembaran renda persaudaraan
langit jakarta mengalirkan darah
diluluhlantakkan oleh dua bom maut
dari manusia berdarah iblis
ke manusia tak berdosa
langit hitam memerah darah
sejuta cahaya lilin tak berdaya
menyinari gelap jakarta
25 Mei 2017
Analisis Puisi:
Puisi "Gelap Jakarta Gelap" karya Aspar Paturusi adalah sebuah karya yang menyampaikan kesedihan dan kegelapan atas kekerasan dan konflik yang terjadi di Jakarta. Melalui penggunaan gambaran-gambaran metaforis, puisi ini menggambarkan suasana kegelapan moral dan fisik yang melanda ibu kota Indonesia.
Gambaran Kegelapan: Langit Jakarta yang menghitam menjadi simbol dari kegelapan yang meliputi kota tersebut. Kegelapan ini tidak hanya fisik, tetapi juga moral, mencerminkan suasana suram yang melanda kota akibat konflik dan kekerasan.
Kehancuran Nilai-Nilai Kemanusiaan: Puisi ini mencatat kehancuran nilai-nilai kemanusiaan akibat dari teriakan kebencian, fitnah, dan saling tuding menuding yang mengisi udara. Spanduk provokasi yang terbentang memecah belah persaudaraan dan memperlebar kesenjangan antar sesama manusia.
Darah yang Mengalir di Langit: Metafora darah yang mengalir di langit menggambarkan penderitaan dan kehilangan nyawa akibat dari kekerasan yang terjadi. Bom maut yang meledak menggambarkan kekejaman dan kebrutalan manusia terhadap sesamanya yang tak berdosa.
Cahaya Lilin sebagai Simbol Harapan: Meskipun kegelapan meliputi Jakarta, sejuta cahaya lilin menyinari kegelapan tersebut. Cahaya lilin ini melambangkan harapan, kekuatan, dan solidaritas dari masyarakat yang terkena dampak konflik. Meskipun lemah, cahaya lilin tersebut tetap bersinar dalam kegelapan.
Penyesalan dan Kesedihan: Puisi ini juga mencerminkan penyesalan dan kesedihan atas kejadian yang terjadi di Jakarta. Ketidakberdayaan cahaya lilin dalam menerangi kegelapan menggambarkan perasaan tak berdaya masyarakat dalam menghadapi kekerasan dan konflik.
Puisi "Gelap Jakarta Gelap" adalah sebuah puisi yang menggambarkan kegelapan fisik dan moral yang melanda ibu kota Indonesia akibat dari kekerasan dan konflik. Meskipun penuh dengan kesedihan dan keputusasaan, puisi ini juga menyisipkan harapan atas solidaritas dan kekuatan manusia untuk bersatu melawan kegelapan tersebut.