Mengapa santri An-Najah dekat dengan literasi dan teknologi? Sebagai santri sekaligus menjadi mahasiswa, tentu tidak bisa jauh dari membaca dan menulis. Sebagai mahasiswa dan santri yang memiliki berbagai macam kegiatan, seperti: mengaji dengan membawa kitab dan pulpen yang dilaksanakan setiap hari.
Membaca dan menulis adalah kegiatan rutin para santri saat mengaji. Selain itu santri juga memiliki tugas menghafal, dengan membaca dan menulis adalah salah satu cara untuk mempercepat hafal bagi setiap santri.
Pesantren An-Najah dikenal sebagai pesantren kepenulisan. Bagi santri, menulis adalah penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap santri. Berbicara mengenai kepenulisan, menulis bukan sebagai pengetahuan dan kemampuan yang dikuasai oleh kalangan intelektual, dan tidak pula sekadar hobi, akan tetapi sudah jadi kebutuhan bagi kaum intelektual. Dalam memproduksi pikiran dan keinginan.
Karena pesantren ini berisi para mahasiswa, menulis baginya tidak hanya merupakan kebutuhan akan tetapi sudah jadi kewajiban untuk menyelesaikan masa studinya sebagai persyaratan dapat wisuda. Dengan kebiasaan menulis serta keterampilan dalam mengolah kata yang baik. Hal tersebut dapat mengembangkan minat dalam kepenulisan.
Pondok Pena merupakan komunitas yang bergerak di bidang kepenulisan, harus memiliki tekad yang besar dalam mempertahankan detak jantung kepenulisan di pesantren Mahasiswa An-Najah. Serta berusaha mengembangkan skill dan kreatifitas para anggotanya.
Sebagai pengurus komunitas mereka telah melaksanakan program kerja yang telah mereka buat, yaitu: rapat mingguan dan bulanan pengurus Pondok Pena, BLAKASUTA (Blak-Blakan Sastra untuk Tanah Air), pembuatan buku antologi karya bersama, pengadilan sastra yaitu berupa bedah puisi karya anggota, safari sastra, menyetorkan karya (cerpen/puisi/berita/esai).
Dalam rapat mingguan, santri diharapkan menyetorkan hasil karya tulisnya, baik itu cerpen, puisi, berita, atau esai. Kegiatan tersebut ada untuk meneliti apakah ada kesalahan dalam bahasanya dan membuat bagaimana cara mengembangkan sebuah kalimat yang baik dan efisien.
Perbaikan sebuah karya tulis merupakan salah satu pembelajaran bagi para anggota untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika tidak ada perbaikan, maka melanjutkan karya tulisnya untuk disatukan hingga menjadikan sebuah karya tulis yang utuh dan dapat terbit sehingga bisa tersampaikan kepada para pembaca.
Selain rapat mingguan, pondok pena juga melaksanakan rapat bulanan. Kegiatan ini berisi mengenai drama yang diciptakan anggota tersebut dengan puisi yang menambah keseruan dalam sebuah drama. Kegiatan itu menjadikan salah satu cara mengekspresikan diri para pemain dan melatih mental di depan para santri lainnya. Para anggota juga melatih bertanggung jawab atas tugas yang diserahkan kepada selain yang mengikuti drama dan penampilan puisi.
Acara BLAKASUTA yang biasanya dilakukan di dalam rangkaian kegiatan pondok pena. Dilaksanakan dengan mengundang tamu dari luar Pondok pena (seminar). Untuk memberi arahan serta wawasan bagi para anggota pondok pena.
Biasanya di dalam BLAKASUTA terdapat bedah buku, tapi juga bisa saja hanya seminar biasa, tergantung kesepakatan anggota mau bertemakan apa. Yang lebih sering dilakukan dari acara tersebut adalah bedah buku, anggota pondok pena ada yang jadi pembedah bersama tamu undangan.
Buku yang dibedah biasanya karya dari anggota pondok pena, tapi bisa juga dari buku karya orang lain yang ingin dibedah.
Kegiatan BLAKASUTA dilakukan untuk mengasah kemampuan anggota pondok pena dalam menilai karya agar bisa diambil manfaatnya. Dan kegiatan ini bisa sebagai wadah teman-teman sastrawan BARLINGMASCAKEB (Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen). Pernah juga mengundang dari luar kota seperti Jogja, Bekasi, Madura, dan Jakarta.
Pada intinya kegiatan ini ada untuk rutinan saling bertukar dan berdiskusi. Agar mendapat pengetahuan baru, yang belum pernah didapatkan. Mengembangkan pemikiran anggota agar memiliki wawasan yang luas mengenai sastra. Ketika anggota sudah bisa membuat karya tulis yang bagus dan indah, mereka dapat membaginya di media sosial.
Di Pondok Pena, di sini juga dilatih bagaimana membagikan sebuah berita lewat media massa. Karena sekarang, teknologi memudah kan mendapatkan berbagai macam informasi. Bermacam sumber dapat diakses. Kecepatan penyebaran informasi terkini di media sosial telah menjadi kebutuhan akhir-akhir ini. Pembaharuan teknologi terus berjalan, perubahan yang sangat dinamis, cepat dan melaju sangatlah berpengaruh bagi perkembangan teknologi.
Tidak berdayaan saat tidak bersentuhan dengan berbagai teknologi memberikan bukti ketergantungan manusia pada teknologi, kemudahan yang ditawarkan oleh setiap produk teknologi seakan telah meneguhkan ungkapan dunia dalam genggaman. Teknologi memudahkan mendapatkan berbagai macam informasi. Bermacam sumber dapat diakses. Harapannya semua hasil karya tulis para santri dapat dilihat dan dibaca oleh seluruh orang.
Dengan adanya Literasi Media di dalam pondok pesantren An-Najah, dapat dijadikan sebagai ciri khas yaitu Pesantren Kepenulisan. Hal itu menjadikan sebuah keunggulan dalam pesantren An-Najah.
Diharapkan anggota Pondok Pena mengembangkan kemampuan serta mengambil manfaat yang ada dalam komunitas tersebut, serta mengambangkan kepenulisannya agar dapat melahirkan karya tulis yang indah dan bagus. Ketika sudah bisa membuat karya tulis. Juga dapat membagikannya di media massa dan media sosial agar dapat dibaca oleh orang lain.
Penulis:
Gustama Prajodi saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, Prodi Pendidikan Agama Islam.