Lelaki Sepi
di ujung tembok paling timur itu
sesekali ia menjenguk
ia pendatang baru belum mengenal benar
kotaku, pepohonan dan burung-burung.
seorang perempuan lewat dan berpaling
tapi tak menyapanya, sepi batu-batu
sepi yang dikepal-kepalnya
sepi yang dilemparkannya
ke selokan.
gang kecil itu, bersama tonggak menunggu
tapi sangsi menyeluruh di tubuhnya: perempuan itu?
memang pernah direka-rekanya di kebun kopi
tapi kantungnya kosong dan tak ingin mereka sekali lagi.
dan sekali ini ia pergi
kakinya memberat, menekan tanah dalam sekali
lobang-lobang bekas telapaknya bergenang separuh lumpur.
1972
Sumber: Horison (Februari, 1975)
Analisis Puisi:
Puisi "Lelaki Sepi" karya Halis LS adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan seorang lelaki yang merasa sendirian dan terasing di suatu tempat yang baru.
Setting dan Deskripsi Lokasi: Puisi ini dibuka dengan gambaran lokasi di "ujung tembok paling timur" yang menciptakan suasana dan setting yang spesifik. Tembok tersebut menjadi simbol batas dan terbatasnya pengetahuan sang lelaki terhadap lingkungannya yang baru.
Perasaan Kesepian: Sentral dalam puisi ini adalah perasaan kesepian yang dirasakan oleh lelaki tersebut. Ia mencoba untuk mengenal kotanya yang baru, tetapi tetap merasa terasing dan sepi. Interaksi dengan perempuan yang lewat tanpa memberi sapaan menciptakan kesan kesepian yang mendalam.
Bentuk Tanya dan Keraguan: Puisi ini menggunakan banyak bentuk tanya yang mencerminkan keraguan dan kebingungan sang lelaki. Rasa sangsi terhadap penilaian perempuan yang melihatnya menciptakan ketidakpastian dan kebingungan dalam dirinya.
Ketidakpastian Identitas: Sang lelaki mencari kepastian dalam identitasnya. Ia meragukan bahwa perempuan tersebut mengenalnya, dan penggunaan kata "pernah direka-rekanya di kebun kopi" menunjukkan bahwa identitasnya belum sepenuhnya diakui atau dipahami oleh lingkungan barunya.
Isolasi dan Keterasingan: Gambaran sepi, baik dalam bentuk sepi batu-batu maupun gang kecil yang kosong, menciptakan nuansa isolasi dan keterasingan yang dirasakan oleh sang lelaki. Keheningan dan kekosongan menggambarkan perasaan terputus dari lingkungan sosialnya.
Perubahan dalam Perjalanan: Pada akhir puisi, terdapat perubahan suasana dan perasaan sang lelaki. Kakinya memberat dan bekas telapaknya menunjukkan jejak yang meninggalkan tempat tersebut. Ini bisa diartikan sebagai tanda bahwa sang lelaki memutuskan untuk pergi atau meninggalkan tempat yang membuatnya merasa terasing.
Keterbatasan Pengetahuan dan Perspektif: Sang lelaki terbatas dalam pengetahuannya dan memiliki perspektif yang terbatas terhadap kotanya yang baru. Hal ini tercermin dari penggunaan kata "belum mengenal benar kotaku."
Puisi "Lelaki Sepi" menciptakan gambaran kesepian dan keterasingan seorang lelaki dalam lingkungan baru. Halis LS menggunakan gambaran dan keraguan untuk menggambarkan perjalanan emosional sang lelaki dalam mencari jati diri dan akhirnya meninggalkan tempat yang membuatnya merasa sendirian.