Puisi: Ziarah Tanah Jawa (Karya Iman Budhi Santosa)

Puisi "Ziarah Tanah Jawa" mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai spiritual, kultural, dan tradisional yang terkandung dalam tanah Jawa.
Ziarah Tanah Jawa

Tinggal satu jalan yang ditunjukkan kota-kota berdebu
pada usia enam satu. "Kembalilah ke Jawa..."
menyusuri jejak ingas kemadu
merawat lempuyang sembukan yang makin jarang
memuliakan gunung sungai, membersihkan halaman
dengan sapu sebelum matahari terbit dan terbenam

Lepaskan pula terompah sepatu dan seluruh buku
menapaklah dengan kaki telanjang
biar pasir kerikil memijat kembali
telapak kakimu yang berkarat dan membesi

Disaksikan rumput ilalang, senyum dan tembang
kusinggahi makam nenek-moyang
tanpa bertanya siapa mereka
apakah keturunan matahari atau rembulan
apakah babad dan serat pernah mencatat atau menyebutkan

mungkin, lewat bunyi perkutut atau derkuku
mengejawantah lagi nasihat para wali
merasuk kembali papatah-petitih ke dalam puisi
merayakan sekuntum melati mekar
pada setiap hati sanubari

2009

Sumber: Ziarah Tanah Jawa (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Ziarah Tanah Jawa" karya Iman Budhi Santosa adalah sebuah pengembaraan melalui tanah Jawa yang penuh dengan kebijaksanaan, keindahan alam, dan warisan budaya.

Pengembaraan Spiritual dan Kultural: Puisi ini menggambarkan sebuah perjalanan spiritual dan kultural melalui tanah Jawa. Penyair mengajak pembaca untuk "kembali ke Jawa," tempat yang sarat dengan kearifan lokal, tradisi spiritual, dan nilai-nilai budaya yang kaya. Perjalanan ini bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga rohani, di mana penyair "menyusuri jejak ingas kemadu" dan "merawat lempuyang sembukan," menghargai kearifan tradisional yang semakin terpinggirkan.

Koneksi dengan Alam dan Budaya: Puisi ini menekankan pentingnya koneksi manusia dengan alam dan budaya Jawa. Dengan "memuliakan gunung sungai" dan "membersihkan halaman," penyair menyoroti hubungan harmonis antara manusia dan lingkungannya serta penghormatan terhadap warisan budaya yang diterima dari nenek moyang.

Penyucian Diri dan Pemulihan Spiritual: Penyair menyarankan untuk melepaskan segala atribut modernitas dan kembali ke akar-akar tradisional dengan "menapaklah dengan kaki telanjang." Ini mencerminkan upaya penyucian diri dan pemulihan spiritual melalui kontak langsung dengan alam dan warisan budaya nenek moyang.

Kembali ke Akar dan Warisan Budaya: Melalui perjalanan ini, penyair menggambarkan kerinduan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai dan tradisi yang mungkin telah terlupakan. Dengan mengunjungi "makam nenek-moyang" dan mendengarkan "nasihat para wali," penyair berusaha untuk kembali ke akar dan menemukan inspirasi dalam warisan budaya Jawa.

Dengan demikian, puisi "Ziarah Tanah Jawa" adalah sebuah puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai spiritual, kultural, dan tradisional yang terkandung dalam tanah Jawa. Dengan gaya bahasa yang mendalam dan deskriptif, puisi ini berhasil menggambarkan perjalanan spiritual yang menginspirasi dan membangkitkan kekaguman terhadap kekayaan budaya Indonesia.

Iman Budhi Santosa
Puisi: Ziarah Tanah Jawa
Karya: Iman Budhi Santosa

Biodata Iman Budhi Santosa:
  • Iman Budhi Santosa pada tanggal 28 Maret 1948 di Kauman, Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
  • Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2020 (pada usia 72 tahun) di Dipowinatan, Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.