Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Untuk Seorang Penyair (Karya Iman Budhi Santosa)

Puisi: Untuk Seorang Penyair Karya: Iman Budhi Santosa
Untuk Seorang Penyair


Wahai penyair
Aku tak bisa terlelap saat malam menjelma
Di mataku selalu nampak jiwamu membara
Mendobrak tatanan diri yang telah kubangun rapi
Seperti tahun-tahun berlalu dalam sejarah sepi

Awalnya kau basuh jiwaku dengan air puisi
Sampai bersih berkilau dari noda duniawi
Hingga bersamamu kugenggam dayung panjang
Sebrangi laut kehidupan yang lengang
Ungkapkan misteri yang tak terpecahkan

Deru mimpi pun kau libas bagai kereta api
Bermil-mil melaju menuju lorong-lorong sunyi
Hidupkan nurani yang telah lama mati
Pun derita yang menggulung dari gunung
Kurasakan sedemikian luka, menambah tetes air mata
Dalam kemanusiaan yang indah di tepi asa
Dan aku menaiki satu tangga dari langit
Kuraih tinggiku bersama pelukanmu yang hangat

Tapi entahlah saat ini
Jiwamu kian padam bersama lilin yang semakin jarang
Saat kutemui wajahmu di sebrang pulau mati
Kini ramaimu yang menyiar syair:
Mantra-mantra kelabu bertebaran
Lecet pun tak terhindari, menjadi bahan duka nan abadi

Wahai penyair
Akhirnya aku berjalan di kegelapan metafora
Kutemukan berbagai buntu yang penuh imaji
Puisimu usang dimakan kutu yang bersarang di otakku
Atas semua yang terjadi saat terakhirmu itu
Entah apa yang kini kutoreh dalam kata-kata
Mungkin hanya sebait makna yang mencari nyawa


19 Juni 2008
01:49 WIB


Iman Budhi Santosa
Puisi: Untuk Seorang Penyair
Karya: Iman Budhi Santosa

Biodata Iman Budhi Santosa:
  • Iman Budhi Santosa pada tanggal 28 Maret 1948 di Kauman, Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
  • Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2020 (pada usia 72 tahun) di Dipowinatan, Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.