Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tragedi Kesetiaan Seorang Emban (Karya Iman Budhi Santosa)

Puisi: Tragedi Kesetiaan Seorang Emban Karya: Iman Budhi Santosa
Tragedi Kesetiaan Seorang Emban
: Anjani dan Endang Suwarsih


Selesai membasuh muka di bibir telaga
ia tak berani meratap karena duka putri junjungan
sudah menghunjam dada abdi pidak-pedarakan

"Mengapa harus terjadi, Putri?" Endang Suwarsih bergumam
sebab ia hanya emban dan berada di pungkuran
suaranya pun bukan tembang, pantas didendangkan
setelah sampyuh, nista dan cacat melulur sekujur tubuh
setelah Cupu Manik Astagina
diperebutkan tangan-tangan angkara murka

Sepasang perawan berwajah wanara
sama-sama luka, membenamkan diri ke telaga Nirmala
memburu cantik yang dihapus dewata
yang lain menjaga, mengembang junjungannya

Ah, abdi-abdi Jawa yang setia
cantik bandara karena emas permata
cantikmu karena selendang
rela memanjakan anak-anak wayang
menimang benar salah penuh kasih sayang


2008

Sumber: Ziarah Tanah Jawa (2013)


Catatan:
Pidak-pedarakan adalah rakyat kecil, hina dina.
Pungkuran adalah rumah bagian belakang.
Sampyuh adalah mati semua.
Bandara adalah sebutan terhadap majikan.

Iman Budhi Santosa
Puisi: Tragedi Kesetiaan Seorang Emban
Karya: Iman Budhi Santosa

Biodata Iman Budhi Santosa:
  • Iman Budhi Santosa pada tanggal 28 Maret 1948 di Kauman, Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
  • Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2020 (pada usia 72 tahun) di Dipowinatan, Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.