Tentang Tragedi Orang-Orang yang Menggantung di Pedalaman Wonosari
Dengan seutas tali ia membuang sisa kata
dari lidahnya. Menyerahkan leher terjerat
pada dahan akasia, teritis rumah
atau pekarangan sunyi tak terjaga.
Tak ada secarik kertas, pesan selintas
mengapa memilih tercekik
terbeliak dan kalah?
"Bumi tak memberikan tempat. Duka pun juga
tak menyiapkan air mata untuk memandikan jazadnya.
Tanggal dan hari hanya mencatat
ketika tetangga kerabat enggan merawat
ketika doa dan upacara seperti numpang lewat,"
kata orang-orang tua menyampaikan fatwa lama.
Tapi, sepanjang hari, bulan, dan tahun
diam-diam mereka malah antri, susul-menyusul
peduli kayu batu mengumpat, mencerca
kutu serangga menonton dan terpana
bersyukur tak memiliki tangan jahat
yang begitu kejam dan merdeka
1996
Sumber: Dunia Semata Wayang (2005)