Syahadat
Demi Zat yang menciptakan semua makhluk
Wajahku pasrah dan tunduk
Hatiku damai berserah diri penuh sejuk
Kesadaranku kuat kian merasuk
Zikir dan do'aku sangat khusyuk
Kuikrarkan syahadat ini kepada-Mu
Tiada tuhan selain Allah
Muhammad Rasulullah
Demi Zat Yang Maha Kuasa
Kuhayati ayat-ayat cinta
Tertera makna-makna
Terbuka wajah-Mu penuh pesona
Tersurat semua firman dan sabda
Di dinding indah Ka'bah
Di rumah suci Baitullah
Menjelma untaian do'a
Ikrar penghambaan penuh setia
Kubaca syahadat ini hanya untuk-Mu
Tiada bimbang tiada ragu
Mengakar di lubuk kalbu
Memancar dari relung rindu
Merapat diriku kian dekat pada-Mu
Sampai maut merenggut nyawaku
Sumber: Kultus (2021)
Analisis Puisi:
Puisi "Syahadat" karya Faisal Ismail adalah ungkapan pribadi dari seorang individu yang mengucapkan syahadat Islam dengan penuh ketulusan dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Pengakuan Keimanan: Puisi ini dimulai dengan ungkapan keyakinan dan pengakuan keimanan dengan menyebutkan syahadat. Syahadat ("Tiada tuhan selain Allah, Muhammad Rasulullah") adalah pondasi utama dalam agama Islam yang mengakui satu Tuhan (Allah) dan kenabian Nabi Muhammad.
Rasa Pasrah dan Tunduk: Penyair menyatakan bahwa wajahnya pasrah dan tunduk kepada Allah. Hal ini mencerminkan rasa tunduk dan kerendahan hati yang muncul ketika seseorang mengucapkan syahadat, mengakui kebesaran Allah, dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya.
Kesadaran dan Kepenuhan: Puisi ini menciptakan nuansa kesadaran yang dalam, di mana hati penyair menjadi damai dan merasa penuh dengan ketenangan. Kepenuhan ini terwujud melalui zikir (zikiran atau pengingat Allah) dan doa yang dilakukan dengan penuh khusyuk.
Penghayatan Al-Quran dan Tradisi: Penyair merujuk pada ayat-ayat cinta dan pesona yang tersirat dalam Al-Quran, yang dianggap sebagai firman Allah. Ia juga menyebutkan rumah suci Baitullah, yaitu Kabah di Mekah, yang merupakan tempat suci dalam agama Islam. Semua ini menciptakan gambaran tentang bagaimana penghayatan Al-Quran dan tradisi keagamaan menginspirasi dan memotivasi penyair.
Keberanian dalam Ikrar: Puisi ini menunjukkan keberanian dan ketulusan dalam mengucapkan syahadat. Penyair menyatakan bahwa ia mengucapkan syahadat tanpa ragu atau keraguan dalam hatinya. Ikrar ini dihayati dalam lubuk kalbu dan dengan rasa cinta yang mendalam kepada Allah.
Hasrat Dekat dengan Allah: Penyair mengungkapkan hasratnya untuk mendekatkan diri kepada Allah, sampai-sampai maut tak dapat menghentikannya. Ini menciptakan gambaran tentang keinginan yang kuat untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Puisi "Syahadat" adalah ungkapan iman, ketulusan, dan kerendahan hati yang mencerminkan perasaan mendalam seorang individu terhadap agamanya. Puisi ini menggambarkan perjalanan rohani menuju Allah dan penghayatan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.