Sementara Langit
sementara langit mengombak mengguncang dada
senja gugur mega, gemetar usia tiba-tiba
kau bertanya: sudah jam berapa
kudengar keluhmu tersekat di rongga dada
bunyi apa gerangan, tertahan-tahan asing dan jauh
mereka-reka bahagia, meraba-raba rahasia
ketika tanganmu menjamah, dingin dan kaku
kita pun terdiam dalam pandang yang beku
kini hari sudah malam, berbagi susut dengan kelam
memencilkan ruang, mengungkap langkah datang
yang redup dalam gema tersendat hiba
sayup-sayup dalam doa, bisikmu terdengar ada.