Rumah Cinta
Kampung Halaman
Tanah Jawa
Sepanjang waktu terus menunggu potret itu
kursi kayu atau bambu di beranda
kicau burung, rumpun bunga
ramah tersenyum menganggukkan kepala
padamu padaku yang mengaku saudara
Ada kupu-kupu berkejaran, lebah datang pergi
mengawinkan putik benangsari sekali jadi.
Pintu-pintu senantiasa terbuka
jendela tanpa jeruji, pohon mangga rambutan
siap berbagi, karena seluruh buah semata berkah Ilahi
Siang di longkangan anak-anak perawan
belajar membatik udan liris hingga sidamukti
lukisan risau-resah setangkai melati
sebelum kelak diserahkan pada sang junjungan
dengan sepasang tangan, disaksikan bulan dan matahari
Senja puluhan layang-layang mengajak terbang
membuktikan langit bukan bayang-bayang
kertas benang mendaki, membaca awan
menyaksikan anak ditimang angin musim ketiga
panas terasa emas di kampung halaman tanah Jawa
Malam keris pedang disimpan dalam almari
amarah keluh kesah tak dibiarkan singgah
dendam benci diikat doa ditiup zikir
mencair dibasuh air bersuci subuh dinihari
hingga semua aral melintang dapat dilompati
Pagi ribuan orang bertebaran sampai ke negeri jauh
menggali tebing lembah, memungut embun jatuh
menyambung langkah-langkah patah
menyusuri jejak rezeki berpindah arah
menampik rindu pulang hanya badan sebelah
Selama ada cinta, mata bocah pun memberi tuah
waktu engkau pamit, perempuan menjelma rumah
saat ciuman terus menggamit, nasihat kerabat
mengusir ular kelabang, hantu dan mambang
yang bakal merusak sawah ladang, juga letak pematang
Selama lidah basah oleh liur sendiri
di antara seresah kering tak memantik api
tak menginjak semut cacing tengah mencari
ke mana pun singgah, semak duri sedia mengalah
karena cinta akan membangun cerita indah di mana saja
Saudara, rumahku rumahmu selalu bertaut
saling mendirikan, menjaga, dan menitipkan ketika pergi
bertukar selamat dengan tetangga dan sama-sama memberi
karena letak tanah Jawa bukan dalam dongeng legenda
tapi dalam hati, dalam denyut jantung di dada kiri
2012
Sumber: Ziarah Tanah Jawa (2013)
Catatan:
- Longkangan adalah celah antara pendapa dengan rumah induk di Jawa.
- Udan liris dan Sidamukti adalah motif batik di Jawa.
Analisis Puisi:
Puisi "Rumah Cinta Kampung Halaman Tanah Jawa" karya Iman Budhi Santosa merupakan karya yang kaya dengan elemen keindahan, kearifan lokal, dan cinta terhadap kampung halaman.
Potret Kampung Halaman: Puisi dibuka dengan gambaran yang memukau tentang kampung halaman di Tanah Jawa. Elemen-elemen seperti kursi kayu, bambu, burung berkicau, dan bunga membentuk potret yang indah dan damai.
Simbol Alam dan Keindahan: Alam dan keindahan alam digambarkan melalui kupu-kupu, lebah, dan pohon mangga rambutan. Mereka menjadi simbol kemakmuran, kehidupan yang harmonis, dan keberkahan.
Masyarakat yang Bersahaja: Kehidupan sehari-hari masyarakat digambarkan sebagai kehidupan yang sederhana dan bersahaja. Anak-anak belajar membatik, layang-layang berkembang, dan buah-buahan bersedia berbagi, menciptakan citra masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam.
Seni dan Kebudayaan Lokal: Seni membatik menjadi bagian dari aktivitas keseharian, meresapi keindahan alam sekitar. Gambaran senja juga memberikan sentuhan romantis dan keindahan estetis, memasukkan unsur kebudayaan lokal.
Nilai-Nilai Keagamaan: Puisi mencerminkan nilai-nilai keagamaan dengan menggambarkan pembatasan malam untuk menghindari kejahatan dan menyebutkan doa-doa yang membersihkan diri. Ini menciptakan atmosfer kerohanian dan ketakwaan.
Perjalanan Hidup dan Perubahan: Puisi menggambarkan perjalanan hidup dari anak-anak belajar membatik hingga orang dewasa yang berpindah mencari rezeki. Ini menciptakan citra dinamika kehidupan dan perubahan yang menyertainya.
Kemasyarakatan yang Solid: Tema solidaritas dan kebersamaan muncul melalui gambaran bahwa rumah di kampung halaman selalu terbuka dan siap membantu. Pertukaran ucapan selamat dengan tetangga menciptakan suasana kebersamaan yang kental.
Cinta Terhadap Tanah Air: Puisi ini menciptakan atmosfer cinta terhadap tanah air, terutama Tanah Jawa. Cinta ini termanifestasi dalam rasa hormat terhadap budaya, kearifan lokal, dan keindahan alam.
Puisi "Rumah Cinta Kampung Halaman Tanah Jawa" menghadirkan gambaran yang indah dan penuh makna tentang kehidupan di kampung halaman. Melalui penggunaan gambar-gambar yang kaya, puisi ini berhasil menggambarkan keindahan, kearifan lokal, dan cinta yang mendalam terhadap tanah air.
Biodata Iman Budhi Santosa:
- Iman Budhi Santosa pada tanggal 28 Maret 1948 di Kauman, Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
- Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2020 (pada usia 72 tahun) di Dipowinatan, Yogyakarta, Indonesia.