Puisi: Orang-Orang Batik Usia Senja (Karya Iman Budhi Santosa)

Puisi | Orang-Orang Batik Usia Senja | Karya | Iman Budhi Santosa |
Orang-Orang Batik Usia Senja
Belakang Keraton Yogyakarta


Masih dengan hati ia memainkan canting
malam yang bening. Meniupnya sesekali
menusuknya dengan ijuk, membuang karat daki
begitu khusyuk. Kadang bersila, atau bersimpuh
seperti luluh (menitiskan ruh)
janji sehidup semati lirik sidamukti
merawat kawung, kiblat tak pernah suwung

Masih dengan sabar ia melukis prasasti
stupa candi, mawar teratai, sampai kijang
dalam dongeng bahari. "Biarlah jika uban
dan keriput sudah mengunci. Akan kusambung
guratan pujangga, kisah suci Mahabharata
menjadi sari sutera, permadani tanah Jawa."
Maka, ia tersenyum (kendati leher tanpa kalung)
santun dengan nasib yang terus mengapung

Masih dengan bijak ia merangkak
dari hari ke hari, mori demi mori
tanpa sangsi. “Nanti selimuti tubuhku
dengan kain panjang. Ikat daguku dengan selendang
seperti dulu ketika ditimang
lahir ke bumi
dengan telanjang.”

Kini, aku menunduk. Ngapurancang dan takluk.
Disini masih ada cinta. Masih ada jari
meracik pernik cantik, membatik wajah Srikandi
menatahnya sebagai wasiat di atas kening sendiri


1997

Iman Budhi Santosa
Puisi: Orang-Orang Batik Usia Senja
Karya: Iman Budhi Santosa

Biodata Iman Budhi Santosa:
  • Iman Budhi Santosa pada tanggal 28 Maret 1948 di Kauman, Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
  • Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2020 (pada usia 72 tahun) di Dipowinatan, Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.