Puisi: Melati buat Multatuli (Karya Iman Budhi Santosa)

Puisi: Melati buat Multatuli Karya: Iman Budhi Santosa
Melati buat Multatuli


Lebak membara, tersulut
api nurani Setiabudi
Indo yang melawan arus kali
bayonet yang menikam balik dada Kumpeni

Kebetulan saja aku lahir di sana, katanya
sedang kebenaran ada di mana-mana.
Kulit bukan pula cerminan isi
jadi aku memilih terbit terbaca di negeri ini

Jauh mimpi beroleh medali
bersama kertas tinta, buah tangan sastrawi
mati di mana pun pantas. Kapan pun jadi,
lepas potret diri berbingkai emas
lepas terbilang berdiri tanpa alas
pesan pernyataannya terngiang tandas
                : Bangsa, kelas, dan ujud ragawi
                  jangan ampuni kalau menindas
                  jangan sebut tamu jika menyatu senapas
Menangisi Saijah dan Adinda
Menghidupi Het Tijdchrift serta De Express
Mengobarkan tiga serangkai: Janget Kinatelon
sebongkah salju indah memancarkan putihnya
ke dalam ucap keringat kebangkitan dunia ketiga
Harganya tercurah luhur membatik cinta
Jazadnya terpendam hancur di belahan bumi utara


1982

Sumber: Dunia Semata Wayang (2005)


Iman Budhi Santosa
Puisi: Melati buat Multatuli
Karya: Iman Budhi Santosa

Biodata Iman Budhi Santosa:
  • Iman Budhi Santosa pada tanggal 28 Maret 1948 di Kauman, Magetan, Jawa Timur, Indonesia.
  • Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2020 (pada usia 72 tahun) di Dipowinatan, Yogyakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.