Lembar demi Lembar
Lembar demi lembar bulan pudar
jalan gelap demi kegelapan yang terpencar
hilang lenyap saat terlepas bingkai
tenggelam ke dasar cawan sepenuh gapai
kepedihan paling dalam saat terbit fajar
melihat segala apa pada lain hal
kehadiran yang ada ketika disangkal
momen-momen yang pudar seusai cahaya
kegelapan yang menyenangkan
menemukan semua yang tiada
tatapan mata menyala dari rimbun nestapa
kehadiran khayalan musnah bersama kegembiraan