Lelaki Empat Penjuru
Kepada: ULP
Seorang lelaki Sumba lahir kembali di Jawa
memanggang diri, menggunting alamat pulang
menuntun puisi pandai mengundang
dipikul juga rindu murid berguru
ditantang pula cinta mengusut makna
: Kalian yang suka bertinju
boleh jadi besar dalam debu
setelah berulangkali jatuh
bergantung pada sepasang susu
Maka berteriak ia menuding
setiap penjuru. Mengajak musim
mengumpulkan anak terbawa angin
Dari setumpuk Koran (wajahnya setiap malam)
tak terbayang kapan ini berakhir
Karena senyumnya hanya pertanda
satu sajak menggoda benak penyair
Ia kini
hidupnya ada
di setiap penjuru
empat penjuru
membagi dirinya
medan debat
dan seteru
1974
Sumber: Dunia Semata Wayang (2005)