Lanskap Sungai (1)
– (bagi hari jadi kotaku ke-457)
Kususuri lagi sekarang
alur sungaimu sungaiku coklat susu
(Kata kau kehidupan mulai di sini)
mengapa beragam
dan bertumpu
bergulat selalu
Lanskap Sungai (2)
Beginikah wajah alam
wajah siang
wajah malam
pinggir kotaku
(Telah lahir manusia
satu ibu
di hari-hari tanpa batas
dalam malam pun
keringat mereka
mesti diperas
selalu)
Lanskap Sungai (3)
Baru kuingat
hari ini pun
hari perjanjian kita
berlomba, berlomba
di atas sungaimu sungaiku coklat susu
menggetarkan batang-batang
mengapungkan lanting-lanting
dari hulu ke hilir
dari hilir ke hulu
Lanskap Sungai (4)
Mengapa orang-orang lalu-lalang
selalu lalu-lalang
di air dan di darat
di darat dan di air
Berlomba orang-orang gelisah
tapi sama derajat mereka
memiliki air
tak memiliki ladangnya
Lanskap Sungai (5)
Kita memang selalu
menyusuri sungai leluhur ini
tapi kita belum sampai-sampai
ke muara
adalah beban dalam perahu kehidupan
dari atas sungai kehidupan
belum kita tumpuk
dalam gudang-gudang
pelabuhan baru
Lanskap Sungai (6)
Tapi begitu lancarnya
arus kita
begitu cerahnya
langit di atasnya
memberikan keluasan harapan
Tapi tak bisakah menghabiskan
angan-angan dan purbasangka?
Lanskap Sungai (7)
Bertambatkah kita
di tiang-tiang jembatan
yang diatasnya memberikan
bobot perlawanan
memberat kendaraan dan beban
bukan impian?
Di sana pun engkau lihat
wajah-wajah memimpikan keadilan
Mereka lelaki-lelaki
yang tak bisa menerima
nikmatnya perempuan
Perempuan-perempuan juga
bercinta dengan langit
bercinta dengan matahari
Lanskap Sungai (8)
Hari ini kita selusuri
besok pun dan kapan pun
sungai ini yang mendustakan dahaga
melupakan kita
pada harapan leluhur
sejak berabad lalu
Lanskap Sungai (9)
Hari ini pun kita
tiba-tiba merindukan
pendiri kota
yang dibelah sungai martapura
di batas barito
gemerlap lampu-lampu kota
memantulkan cahaya
di air sumber kehidupan
yang masih selalu
dibenahi
harapan-harapan
Banjarmasin, September 1983