Kultus
Ikrar syahadatku kepada-Mu adalah ikrar yang sangat asasiah
Ikrar kepercayaan yang berakar pada ajaran akidah
Bahwa tidak ada tuhan selain Allah
Engkaulah Tuhan Yang Maha Esa
Tiada tara dan tiada sekutu bagi-Mu
Semua tunduk di bawah duli kekuasaan-Mu
Bahwa Muhammad adalah utusan-Mu yang membawa rahmah
Nabi akhir zaman pembawa titah dan risalah
Dialah sang penuntun dan pencerah
Lahir dan buaian sejarah
Pengibar panji-panji amanah
Penabur rasa kemanusian yang fitri
Penegak peradaban insani
Engkaulah Tuhan Yang Maha Pencipta alam semesta
Engkaulah Tuhan Sang Pemelihara semua planet raya
Engkaulah Tuhan Sang Penguasa seluruh alam raya
Engkaulah Tuhan Sang Penentu akhir masa
Zat yang berhak atas segala pemujaan
Zat yang berhak atas segala penyembahan
Zat yang abadi, Zat yang azali
Kau ada tanpa hukum kausalitas yang nisbi
Kultusku kepada-Mu adalah kultus Ilahiah yang total
Kultus yang sangat mendasar dan fundamental
Kultus yang berakar pada fondasi kekuatan spiritual
Kultus yang tegak berasaskan bangunan moral
Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan
Tak terombang-ambing oleh godaan-godaan material
Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih
Adil tak pilih kasih, adil tak tebang pilih
Engkaulah Tuhan Yang Maha Penyayang
Maha bijak pada semua orang
Sama sekali tak pilih sayang
Ritusku kepada-Mu adalah ritus Ilahiah
Ritus yang bersumber dan ajaran ubudiah
Ritus yang merujuk pada tatanan sunnatullah
Ritus Qur'aniah yang dituntunkan Rasulullah
Yang membukakan relung nuraniku cerah
Yang menggarami hidup dan matiku pasrah
Di tangan takdir-Mu semata ya Allah
Engkaulah Tuhan yang tiada banding tiada sanding
Engkaulah Tuhan Yang Maha Pemurah
Zat Sang Maha Pemberi berkah pencurah rahmah
Zat yang menghidupkan dan mematikan
Sang Penentu segala takdir
Sampai kiamat tanda dunia berakhir
Zikirku adalah zikir yang tiada henti
Zikir di sudut masjid dan di musholla kecil yang sunyi
Zikir sepanjang perjalanan yang jauh
Mengingat zat dan asma-Mu tanpa keluh
Zikir di relung hati dan kalbu yang penuh
Menyatu dalam shalat tahajudku menjelang Subuh
Sampai lidahku tersepuh
Sampai jiwaku tersentuh
Sampai rohku berlabuh
Di pelabuhan cintamu yang sejuk dan teduh
Kuikrarkan nama-Mu di setiap syahadat
Kusebut asmaul husna-Mu setiap saat
Kuagungkan asma-Mu di setiap shalat
Kubesarkan nama-Mu di setiap raka'at
Kumuliakan zat-Mu di setiap ruku', sujud dan tahiyat
Kurasakan kehadiran-Mu di setiap ayat dan qira'at
Kuhayati keberadaan-Mu di muka kiblat
Kumohon segala ampunan pada-Mu di setiap taubat
Pemujaanku kepada-Mu adalah pemujaan penuh kecintaan
Pemujaan yang berakar pada rasa penghambaan
Pemujaan yang bersumber dari rasa kekerdilan
Yang lahir dari zikir kerinduanku yang sangat mendalam
Yang lahir dan do'a kebaktianku di lengang sunyi malam
Tuhan, terimalah kultus dan ritusku hanya untuk-Mu
Aamiin.
Sumber: Kultus (2021)
Analisis Puisi:
Puisi "Kultus" karya Faisal Ismail menghadirkan ungkapan keimanan dan pengabdian yang mendalam kepada Tuhan.
Ikrar dan Kepercayaan: Penyair mengekspresikan ikrar dan kepercayaannya kepada Tuhan dengan sangat tegas. Ikrar syahadat menjadi landasan utama dalam kehidupan spiritualnya, menekankan keesaan Tuhan, keberadaan-Nya yang Maha Esa, dan kepatuhan kepada ajaran agama.
Pemujian Terhadap Nabi Muhammad: Puisi ini mengandung penghargaan dan pemujian yang tinggi terhadap Nabi Muhammad sebagai utusan dan pembawa risalah. Nabi disebut sebagai penuntun, pencerah, dan pengibar panji amanah, menegaskan peran pentingnya dalam membawa pesan kebenaran dan kemanusiaan.
Sifat-Sifat Tuhan: Penyair menggambarkan sifat-sifat Tuhan dengan penuh keagungan. Tuhan disebut sebagai Pencipta, Pemelihara, Penguasa seluruh alam raya, dan Penentu akhir masa. Penggambaran ini memberikan nuansa kebesaran dan keadilan Tuhan dalam mengatur alam semesta.
Kritik Terhadap Materialisme: Puisi ini mencerminkan kritik terhadap godaan materialisme dan kehidupan modern yang sering kali menjauhkan manusia dari nilai-nilai spiritual. Ritus dan kultus yang ditekankan adalah kultus Ilahiah yang total dan ritus Ilahiah, yang bersumber pada ajaran agama dan bukan sekadar kebiasaan kosong.
Ketundukan dan Ketabahan: Penyair menekankan ketundukan dan ketabahan dalam menjalani ritus dan kultus Ilahiah. Kepercayaannya tidak lekang oleh panas, hujan, atau godaan material, menciptakan gambaran seorang hamba yang tekun dalam ibadah dan kepatuhan kepada Tuhan.
Zikir dan Do'a: Puisi ini menggambarkan intensitas zikir dan do'a sebagai bentuk ibadah dan hubungan spiritual dengan Tuhan. Zikir yang tak henti, do'a di sudut masjid, dan shalat tahajud menggambarkan kesungguhan dalam mengingat dan mencari ridha Tuhan.
Pemujaan dan Kecintaan: Penyair mengekspresikan pemujaan dan kecintaannya yang mendalam kepada Tuhan. Pemujaan ini tidak hanya dalam bentuk ritual formal, tetapi juga melibatkan kehidupan sehari-hari yang penuh kasih dan rasa hormat kepada Sang Pencipta.
Puisi "Kultus" karya Faisal Ismail menggambarkan spiritualitas yang mendalam dan kehidupan yang berakar pada nilai-nilai agama. Dengan kekuatan kata-kata dan penggambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, keimanan, dan pengabdian kepada Tuhan.