Hagerweg
seorang serdadu kehilangan kaki
datang dari cimahi
namun tidak kehilangan hati
untuk diamuk badai sepi
angin salju tajam menikam
terhuyung ia berjalan di pengkolan
dengan kaki palsu
ia melangkah maju
semua ini adalah cermin kesepian
yang tertuang dalam bentuk persahabatan
di negeri asing
ia terbaring
Ippendorf, 3 Februari 1969
Sumber: Horison (Agustus, 1970)
Analisis Puisi:
Puisi "Hagerweg" karya Djamalul Abidin Ass menggambarkan perjalanan emosional seorang serdadu yang terluka parah dalam perang, namun tidak kehilangan semangat untuk terus bertahan hidup. Dengan latar belakang tempat bernama Hagerweg, yang mungkin memiliki makna simbolis atau nyata, puisi ini menyoroti tema-tema kesepian, perjuangan, dan persahabatan dalam suasana yang dingin dan asing.
Analisis Tematik
Kesepian dan Kehilangan: Puisi ini dibuka dengan gambaran seorang serdadu yang telah kehilangan kaki namun tidak kehilangan hati. "Kehilangan kaki" adalah simbol dari kerugian fisik akibat perang, sementara "tidak kehilangan hati" menunjukkan keteguhan dan semangat yang masih ada dalam dirinya. Kontras ini menggambarkan kekuatan mental seorang prajurit yang meski terluka, tetap memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan hidup.
Ketika penyair menyebutkan "diamuk badai sepi," ia menekankan kesepian yang dialami serdadu tersebut. Badai sepi ini mencerminkan isolasi emosional dan psikologis yang dihadapi oleh orang-orang yang telah mengalami trauma perang.
Perjuangan dan Keteguhan: Deskripsi "angin salju tajam menikam" menambah elemen fisik dari perjuangan yang dialami oleh serdadu tersebut. Salju yang tajam dan menusuk bisa diartikan sebagai kesulitan dan penderitaan yang harus dihadapi. Terhuyung dan berjalan dengan kaki palsu menunjukkan keteguhan dan usaha keras untuk tetap maju meskipun menghadapi hambatan besar.
Persahabatan di Negeri Asing: Pada bagian akhir, penyair menggambarkan kesepian yang dialami serdadu tersebut dalam bentuk persahabatan di negeri asing. Ini mungkin menggambarkan perasaan keterasingan yang dialami ketika berada jauh dari tanah air dan orang-orang yang dikenalnya. Namun, kata "persahabatan" memberikan harapan bahwa ada bentuk hubungan manusiawi yang dapat memberikan sedikit kehangatan dan kenyamanan di tengah kesulitan tersebut.
Analisis Struktural
Puisi ini terdiri dari tiga bait, masing-masing dengan empat baris, yang menunjukkan struktur yang konsisten dan rapi. Ini memberikan ritme yang stabil dan mendukung tema perjuangan dan keteguhan hati.
Bahasa yang digunakan cenderung sederhana namun penuh makna, dengan penggunaan simbolisme yang kuat. Kaki palsu, badai sepi, dan angin salju adalah elemen-elemen yang tidak hanya menggambarkan kondisi fisik tetapi juga keadaan emosional dan psikologis yang mendalam.
Simbolisme dan Gaya Bahasa
Kaki Palsu: Simbol kaki palsu mencerminkan kehilangan dan keterbatasan, tetapi juga menggambarkan adaptasi dan penerimaan. Serdadu tersebut tidak menyerah pada kehilangan fisiknya tetapi terus berjuang untuk maju.
Badai Sepi dan Angin Salju: Badai sepi dan angin salju tajam adalah simbol dari tantangan eksternal yang dihadapi. Mereka juga mencerminkan kondisi internal dari perasaan terisolasi dan sakit hati yang dialami.
Negeri Asing: "Negeri asing" adalah simbol dari perasaan keterasingan dan ketidakpastian. Ini menggambarkan situasi di mana seseorang merasa tidak berada di tempat yang familiar dan nyaman, tetapi harus menemukan cara untuk bertahan dan menemukan makna dalam situasi yang sulit.
Puisi "Hagerweg" karya Djamalul Abidin Ass adalah refleksi mendalam tentang kekuatan manusia dalam menghadapi kesulitan fisik dan emosional. Melalui gambaran seorang serdadu yang kehilangan kakinya tetapi tidak kehilangan hatinya, penyair menyoroti tema-tema kesepian, perjuangan, dan persahabatan dalam suasana yang penuh tantangan. Dengan penggunaan simbolisme dan gaya bahasa yang kuat, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang ketahanan dan harapan di tengah-tengah kesulitan hidup.