Banjarmasih
- kepada Pendiri Kota
ingin rasanya aku kau bangkit
dari bumi abad ini
wahai putra yang pernah terbuang
dijemput Masih pengharapan pertama
ah, kota kita berbagi rasa sekarang
ingin juga aku berbagi
dengan diam arifmu
lalu mengintip para buyut
hidup dalam panjangnya musim kemarau
ingin aku habangmu perkasa
telah mengakhiri perang saudara, jadi
cermin kaburiat bagi abad ini
yang meluncurkan anak panah di bandar
menepikan lumpur abadi
membangun tugu
membangun riwayat purba
ingin aku kau hadir di jantung kota
wahai leluhur kaburiat
mendirikan mimpi purba, bersama
segenap ruh dan jiwa
(laut begitu menyasar ke Tanjung Selatan
sementara bandar menjadi benderang)
ingin aku kau tatapi bandar
lalu menggandeng tangan si cucu-cucu kecil ini
begitu pastikah berjalan di jantungnya,
dan menyusur nadi-nadinya?
Ah, kau telah menjawab dalam diammu
akankah aku menangkap maknanya?
Banjarmasin, September 1987
Analisis Puisi:
Puisi "Banjarmasih" karya Hijaz Yamani adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan rasa kebanggaan dan pengharapan terhadap kota Banjarmasin. Puisi ini menggambarkan keinginan penyair untuk membawa kembali kejayaan dan kebanggaan kota tersebut, serta menyatukan generasi masa lalu dan masa kini.
Penggunaan Imaji dan Metafora: Puisi ini menggunakan imaji dan metafora untuk menggambarkan suasana dan perasaan yang mendalam. Dalam bait pertama, penyair ingin mengangkat kota Banjarmasin dari keadaan terbuang dan menjadikannya sebagai tempat pengharapan. Kata "Masih" digunakan untuk merujuk pada orang yang berharap dan memperlihatkan pentingnya memiliki keyakinan untuk masa depan.
Keinginan untuk Bersatu: Penyair mengungkapkan keinginannya untuk "berbagi dengan diam arifmu" dan mengintip "para buyut" yang hidup dalam musim kemarau yang panjang. Ini menggambarkan rasa kagum dan rindu penyair kepada leluhur dan sejarah kota.
Membangun Riwayat dan Mimpi Purba: Dalam bait ketiga, penyair menyatakan keinginannya untuk mengakhiri perang saudara dan menjadi cermin bagi abad ini. Ia ingin membawa kejayaan kota dengan membangun tugu dan meresapi riwayat purba. Puisi ini mencerminkan semangat untuk membangun kembali dan merenungkan nilai-nilai dari masa lalu.
Melihat Bandar dan Menggandeng Generasi Muda: Pada bagian akhir puisi, penyair menyatakan keinginannya untuk melihat dan menggandeng tangan generasi muda di jantung kota Banjarmasin. Ia ingin menyusuri nadi kota dan memastikan bahwa warisan leluhur dihargai dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Bahasa yang Kuat dan Puitis: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang kuat dan puitis. Penggunaan kata-kata yang kaya makna dan imaji yang kuat memberikan kesan mendalam pada pembaca. Penyair berhasil menggambarkan perasaan kebanggaan, pengharapan, dan rasa cinta terhadap kota Banjarmasin dengan indah melalui kata-kata dan gambaran yang tercipta.
Puisi "Banjarmasih" karya Hijaz Yamani adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan semangat dan cinta terhadap kota Banjarmasin. Penyair menyatakan keinginannya untuk mengangkat kota dari keadaan terbuang dan membawa kembali kejayaan leluhur. Puisi ini menggunakan bahasa yang kuat dan puitis untuk menyampaikan pesan dan menggambarkan perasaan penyair. "Banjarmasih" mengajak pembaca untuk merenungkan kekayaan sejarah dan warisan budaya dari kota tersebut.