Angin Negeri Anak Gembala
Waktu angin mati, layang-layang kembali kertas
rautan bilah bambu dan benang kehilangan napas
anak-anak gembala pun segera meneriakkan nyanyian sakti
"Cempe-cempe undangna barat gedhe
takopahi duduk tape
yen kurang goleka dhewe..."
Maka, entah dari mana asalnya, angin pun tiba
puluhan layang-layang mendaki
mencari tinggi, menguji musuh
bakal dicampakkan ke negeri jauh
tinggal rangka di pohonan sunyi
atau koyak-moyak dalam perang anak
ketika semua tak bisa memiliki
Seindah itu, sepatuh itu
angin negeri anak gembala ini.
Tak pernah ingkar janji diajak bermain
mengajar daun pohon melambai
mengantar tepung sari bercinta hingga selesai
usai puji sanjung dilantunkan membumbung
hanya dengan tembang tanpa sesaji
hanya dengan hati lapang, mata terang
mulut lidah tak menyimpan kata-kata berduri
"Cempe-cempe undangna barat gedhe
takopahi duduk tape
yen kurang goleka dhewe..."
Anak-anak gembala telanjang dada
tembang, bau keringat dan tangan-tangan kecilmu
telah mengibarkan bumi Jawa
dengan cerdas, di luar sejarah emas yang perkasa
karena restu berkah para raja
tak pernah singgah di ubun-ubun mereka
2006
Sumber: Ziarah Tanah Jawa (2013)
Catatan:
Cempe-cempe undangna barat gedhe (dan seterusnya) adalah tembang anak-anak gembala di Jawa yang artinya: anak-anak kambing panggilkan angin besar, saya beri hadiah air tapai, kalau kurang cari sendiri.