Puisi: Sajak (Karya M. Poppy Hutagalung)

Puisi "Sajak" membawa pembaca melalui perjalanan emosional yang melibatkan kehilangan, keinginan untuk bersatu kembali, dan penghormatan terhadap ...
Sajak


dan tiba-tiba aku teringat padamu
dalam sibukku yang beruntun
berapa tahunkah sudah
kulepas engkau dari pelukku?

serasa gemetar seluruh tubuhku
tanganmu yang lembut
lenyap dalam genangan busa
dalam kepul nasi
dalam derai tawa dan tangis
anak-anakku

kini tiba-tiba aku teringat padamu
teringat manis untaimu
mutiara di leher perawan
mulus hatiku telanjang
tiba-tiba sadarlah aku: menjemputmu lagi

yang telah memberiku senang
yang telah memberiku sedih
yang telah memberiku cinta
berjalin dan mengikatku kini
dalam rumah tangga

o, betapa lama kau kusia
bukan karena melunturnya cinta
adalah aku tidak lagi sendiri
berempat, berlima dengan kau kini
bila kau masih sudi

datanglah padaku.

Sumber: Perjalanan Berdua (1999)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak" karya M. Poppy Hutagalung adalah sebuah karya yang menyentuh hati, mempersembahkan perenungan tentang cinta, kehilangan, dan kebahagiaan dalam konteks sebuah keluarga.

Pemisahan dan Kehilangan: Puisi dimulai dengan perasaan kehilangan dan pemisahan yang muncul setelah waktu yang lama. Penyair merenungkan tentang berapa tahun telah berlalu sejak dia melepaskan orang yang dicintainya dari pelukannya.

Sibuknya Kehidupan: "Dalam sibukku yang beruntun" menciptakan gambaran kehidupan yang sibuk, mungkin dengan tuntutan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari. Meskipun sibuk, penyair menyadari betapa ia merindukan sosok yang dicintainya.

Kenangan Manis: Penyair mengenang kenangan manis, terutama gambaran tentang unta dan mutiara di leher perawan. Ini mewakili keindahan dan kepolosan yang telah berlalu, memberikan nuansa nostalgia dan kehangatan.

Perasaan Gemetar: "Serasa gemetar seluruh tubuhku" menggambarkan reaksi emosional yang tiba-tiba muncul ketika penyair menyadari betapa pentingnya orang yang dicintainya. Ini menciptakan citra perasaan yang mendalam dan meresap.

Kesadaran Akan Kekuatan Cinta: Penyair menyadari bahwa meskipun waktu telah berlalu, cinta yang diberikan oleh orang yang dicintainya tetap kuat. Dia merenungkan bagaimana cinta dapat mengikat dan menghubungkan mereka kembali.

Penyesalan dan Kesediaan untuk Menjemput Kembali: Kata-kata "o, betapa lama kau kusia" mencerminkan penyesalan dan rindu atas waktu yang terlewatkan. Namun, akhir puisi menunjukkan kesediaan untuk menjemput kembali dan menghidupkan kembali hubungan.

Rumah Tangga Sebagai Tempat Bahagia: Penyair merayakan keberadaan keluarga dengan menggambarkan cinta yang berjalin dan mengikat dalam rumah tangga. Ini menciptakan gambaran tentang kebahagiaan yang ditemukan dalam kesatuan keluarga.

Puisi "Sajak" membawa pembaca melalui perjalanan emosional yang melibatkan kehilangan, keinginan untuk bersatu kembali, dan penghormatan terhadap cinta yang tetap kuat meskipun berlalu waktu. Melalui kata-kata yang indah, penyair mengekspresikan rasa penyesalan, nostalgia, dan kebahagiaan dalam konteks hubungan manusia yang penuh makna.

M. Poppy Hutagalung
Puisi: Sajak
Karya: M. Poppy Hutagalung

Biodata M. Poppy Hutagalung:
  • M. Poppy Hutagalung lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1941.
  • M. Poppy Hutagalung, setelah menikah dengan penyair A.D. Donggo (pada tahun 1967), namanya menjadi M. Poppy Donggo.
  • M. Poppy Hutagalung merupakan salah satu penyair Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.