Orgasme Cabe Rawit
Goresan kepedihan yang kian dan perih dari kamar kepedulian dan keprihatinan
Di balik rendaman rindu, nafas sesak di persimpangan
lahar-lahar bencana tanpa henti mengaliri
dan kini tersapu lagi warna pelangi menusuk kamar kepedihan
kupungut sisa itu dalam kereta yang belum tiba di tujuan
kutuangkan air mata jemariku, memasuki goresan hati nurani kekasih Muhammad
di perkampungan lesu
dan selang transfusi
kaku menyusun barisan batu-batu nisan tak bernama
Ubun-ubun yang penuh terasa longgar
walau tertikam tajamnya belati
belum terasa layu cabe rawit yang kemarin
mendadak bangkit bersama yel-yel spanduk pelosok fakultas di lautan bervariasi massa
hipnotis tidurnya siksa
Lalu abate bertamu
sambil menjemput kelahiran baru keranda aedes aigipty
Tempo hari cabe rawit hijau kuning menangis di pangkuan kabut asap
Tempo hari cabe rawit warna-warni menahan busung lapar karena pizza, hamburger dan fried chiecken meniduri terigu sampai BBM di gudangmu
Anak-anak kembali kenyang tiwul
Terluka dalam rupiah tak stabil kenaikan melambung
Cabe rawit muntahkan kemiskinan dan kelaparan
Cabe rawit muntahkan darah kebingungan mengaji talqin menembus pusara berdaun luka dan
berbiji darah merah segar demam panas
Kini Gusti Allah... pirang ribu belulang sampun pegat rogo neng lemah-Mu
Semakin ganas, panas, pedas
semerah "tarif-tarif" berganti angka menuruni tangga 2 centi
Goresan luka bagaikan kembali kepada revolusi berdarah memori tiga puluh september enam
puluh lima
Semoga Allah, mengabulkan doa, mengampuni segala khilaf dan dosa-dosa
Sebab, belum sempat mengetuk pintu-Nya
Cabe rawit telah lebih dahulu melahap bahagia menjadikan puing derita persada
Kuala Tungkal, 8 Mei 1998/19 Mei 1998
Catatan:
Pertama kali ikut Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional 1998. Nominasi 15 terbaik urutan ke 7, kategori cipta puisi dengan jumlah peserta 1.468 Forum Ash Shiddiq Bandung. Dilhami dari sekian musibah dan kejadian ketika turunnya jabatan Presiden Soeharto, demo besar-besaran 1998.
Puisi: Orgasme Cabe Rawit
Karya: Ahmad Yani AZ
Biodata Ahmad Yani AZ:
Ahmad Yani AZ lahir di Kuala Tungkal (Bungsu dari 9 bersaudara, 11 Februari 1969. Sejak kelas 4 SD sudah mulai mencoba untuk terjun ke dunia kepenulisan dan sampai SLTA maupun saat melanjutkan studi pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta sampai sekarang ini. Yang pada waktu itu mengikuti test pada Universitas Jambi, IKIP Karang Malang dan Institut Seni Indonesia Jurusan Tari, justru lulus pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta (tahun 1993).
Di samping menekuni dunia kepenulisan, juga sambil aktif mengisi waktu masuk di sanggar Natya Lakshita Yogyakarta pimpinan Didik Nini Thowok (3 bulan) dan LPK. Kepenyiaran Radio & TV (Jurusan Kepenulisan Naskah 1994).
Selesai di Akademi Komunikasi Yogyakarta dan kembali ke kampung halaman, kemudian menjadi Freelance Journalist (dan magang) di Harian Independent (yang sekarang Jambi Independent) kemudian aktif menulis di rubrik opini dan budaya di Pos Metro, Jambi Ekspres dan sempat menjadi Kabiro/Reporter Mingguan Jambi Post (1998-2000), Pimred Bulletin Poltik KIN RADIO (2004), kemudian diminta menjadi staf redaksi Mingguan Media Pos Medan (lebih kurang 1,5 tahun: 2002), Wakil Sekretaris Pincab. Pemuda Panca Marga (2001–2014), Bagian Seni Budaya/Pariwisata Pemuda Panca Marga Tanjab Barat 2014-2018 dan 2009-2012 Freelance Journalist: Harian Radar Tanjab, Pos Metro, Jambi Eks, Jambi Independent, Infojambi, Tipikor Meda, Harian Jambi, Tribun, Staf Disporabudpar Tanjab Barat (November 2014 sampai sekarang Wartawan/Pengasuh Rubrik Seni dan Sastra Harian Tungkal Post). Putra bungsu H. Ahmad Zaini (Tokoh Pejuang/Anggota Veteran, Anggota Laskar Hisbullah, Barisan Selempang Merah & Saksi/Pelaku Sejarah).