Kejamnya Keadilan Sendal Jepit
Balada Sandal Jepit
Dari Kasus Sendal Jepit beberapa waktu lalu
Mbok….!!?,
Sandal jepit kulo wes wes suwek….!?
Sakniki, tinggal siji..
Mbok…,
Kulo ora tau meneh aku arep nengendi lungo golei hati nurani
Cuma iso meneng
menangisi nasib sendal jepitku ….!?
Karena sendal jepitku harganya barangkali sudah melambung tinggi atau I MILYARD ..?!! Hingga harganya pun tak mampu membeli minyak tanah atau sembako apalagi minyak goreng….
Dan usianya sudah 5 tahun tak pernah ganti….????!!
Mbok..,
sendal jepitku…????!!..........
Tapi aku bukan pencuri…..!!!
Aku hanya ingin mengejar keadilan….!!
Di balik kebenaran yang entah milik siapa…???!!!.
Lalu.. sandal jepitku menjadi buah bibir… bahan perbincangan dimana mana
di antara balik terali atau bermacam segala penjuru meja dan kursi ….?!!
Bermacam dan bermacam lagi
Mbok … sandal jepitku.??
Belikan aku sendal jepit “yang ada gemboknya ?!!”
Tapi aku terkunci waktu........
Aku ingin berteriak berontak..
Tapi kenapa harus dalam di antara meja hijau atau terali besi ....!!!
Mbok.........
Walau kehidupan kita miskin,
Tapi aku masih punya harga diri...
Aku masih bisa berusaha sendiri untuk biaya hidup dan sekolah ku
Tapi bukan harus mencuri dan menjual sendal jepit....?!
Mbok.....
Aku bukan ingin mencari sensasi atau popularitas di berbagai media.. entah itu televisi, koran dan radio ... Karena aku hanya seorang manusia lemah
Tapi bukan calon koruptor....
Aku ingin seperti merpati atau kupu-kupu
Dan bukan seperti pungguk merindukan belas kasihan...
Belikan aku mbok.., Sendal jepit berkunci...!?!
Ahmad Yani AZ lahir di Kuala Tungkal (Bungsu dari 9 bersaudara, 11 Februari 1969. Sejak kelas 4 SD sudah mulai mencoba untuk terjun ke dunia kepenulisan dan sampai SLTA maupun saat melanjutkan studi pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta sampai sekarang ini. Yang pada waktu itu mengikuti test pada Universitas Jambi, IKIP Karang Malang dan Institut Seni Indonesia Jurusan Tari, justru lulus pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta (tahun 1993).
Di samping menekuni dunia kepenulisan, juga sambil aktif mengisi waktu masuk di sanggar Natya Lakshita Yogyakarta pimpinan Didik Nini Thowok (3 bulan) dan LPK. Kepenyiaran Radio & TV (Jurusan Kepenulisan Naskah 1994).
Selesai di Akademi Komunikasi Yogyakarta dan kembali ke kampung halaman, kemudian menjadi Freelance Journalist (dan magang) di Harian Independent (yang sekarang Jambi Independent) kemudian aktif menulis di rubrik opini dan budaya di Pos Metro, Jambi Ekspres dan sempat menjadi Kabiro/Reporter Mingguan Jambi Post (1998-2000), Pimred Bulletin Poltik KIN RADIO (2004), kemudian diminta menjadi staf redaksi Mingguan Media Pos Medan (lebih kurang 1,5 tahun: 2002), Wakil Sekretaris Pincab. Pemuda Panca Marga (2001–2014), Bagian Seni Budaya/Pariwisata Pemuda Panca Marga Tanjab Barat 2014-2018 dan 2009-2012 Freelance Journalist: Harian Radar Tanjab, Pos Metro, Jambi Eks, Jambi Independent, Infojambi, Tipikor Meda, Harian Jambi, Tribun, Staf Disporabudpar Tanjab Barat (November 2014 sampai sekarang Wartawan/Pengasuh Rubrik Seni dan Sastra Harian Tungkal Post). Putra bungsu H. Ahmad Zaini (Tokoh Pejuang/Anggota Veteran, Anggota Laskar Hisbullah, Barisan Selempang Merah & Saksi/Pelaku Sejarah).