Puisi: Celoteh Gerobak (Karya Ahmad Yani AZ)

Puisi || Celoteh Gerobak || Karya || Ahmad Yani AZ ||
Celoteh Gerobak


Keringat gerobak bingung, penumpang kosong
Gerobak sapiku melamun, kemana dan dimana lagi mencari tanah
Dan tanah sudah penuh beton, etalase, kaca swalayan atau mini market
Tanahnya konon sudah retak, entah oleh bencana
Atau untuk menanam kamboja-kamboja batu nisan tanpa nama ....Ataukah sudah berlumuran noda limbah industri
Air mata gerobak sapiku seakan belum kering ...........
Katanya lemari kosong sembako dan lapar bernyanyi

Gerobak sapiku mulai sepi padi, tak ada lagi jagung atau kedele
Hanya ada rumput, ilalang dan belalang..
Gerobak sapiku, ingin demonstrasi……. Tapi temennya sedikit.
Tak lagi dirayu mbok bakul jamu bahenol… Atau tiwul, kelapa, singkong atau pinang….

Gerobak sapiku mimpi hamil......
Tapi bermandikan darah korban demonstrasi
Keringat gerobak sapiku sakit.., ingin menangis atau mengadu… sebab.. sudah tak punya rupiah lagi..
Gerobak sapiku…, bertanya inikah azab, teguran atau hukum karma..
Gerobak sapiku, bergumam…, kasihan yang pake BBM, alhamdulillah aku tak antri BBM (GEROBAK SAPI KURANG AJAR).., Tapi bagaimana mungkin…, kalau keterusan tak punya nasi…, 
Gerobak sapiku.., tak ada lagi air minum atau air bersih.. atau minyak tanah… hingga lupa korupsi
Gerobak sapiku.., masuk kandang…. Katanya korban banjir, Lumpur, kabut asap…….. Hanya mampu mencium sajadah, tengadahkan istighfar….
Gerobak sapiku…, eeeh… kembali merenung…….. dan tak jadi berdiri sendiri… di balik musibah yang semakin menghitung jari dan ngeri ……


Ktl, 9 Juli 1998, pukul. 24.00 wib/30 September 2005, 23 Nov 2012


Puisi Ahmad Yani AZ
Puisi: Celoteh Gerobak
Karya: Ahmad Yani AZ

Biodata Ahmad Yani AZ:

Ahmad Yani AZ lahir di Kuala Tungkal (Bungsu dari 9 bersaudara, 11 Februari 1969. Sejak kelas 4 SD sudah mulai mencoba untuk terjun ke dunia kepenulisan dan sampai SLTA maupun saat melanjutkan studi pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta sampai sekarang ini. Yang pada waktu itu mengikuti test pada Universitas Jambi, IKIP Karang Malang dan Institut Seni Indonesia Jurusan Tari, justru lulus pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta (tahun 1993).

Di samping menekuni dunia kepenulisan, juga sambil aktif mengisi waktu masuk di sanggar Natya Lakshita Yogyakarta pimpinan Didik Nini Thowok (3 bulan) dan LPK. Kepenyiaran Radio & TV (Jurusan Kepenulisan Naskah 1994).

Selesai di Akademi Komunikasi Yogyakarta dan kembali ke kampung halaman, kemudian menjadi Freelance Journalist (dan magang) di Harian Independent (yang sekarang Jambi Independent) kemudian aktif menulis di rubrik opini dan budaya di Pos Metro, Jambi Ekspres dan sempat menjadi Kabiro/Reporter Mingguan Jambi Post (1998-2000), Pimred Bulletin Poltik KIN RADIO (2004), kemudian diminta menjadi staf redaksi Mingguan Media Pos Medan (lebih kurang 1,5 tahun: 2002), Wakil Sekretaris Pincab. Pemuda Panca Marga (2001–2014), Bagian Seni Budaya/Pariwisata Pemuda Panca Marga Tanjab Barat 2014-2018 dan 2009-2012 Freelance Journalist: Harian Radar Tanjab, Pos Metro, Jambi Eks, Jambi Independent, Infojambi, Tipikor Meda, Harian Jambi, Tribun, Staf Disporabudpar Tanjab Barat (November 2014 sampai sekarang Wartawan/Pengasuh Rubrik Seni dan Sastra Harian Tungkal Post). Putra bungsu H. Ahmad Zaini (Tokoh Pejuang/Anggota Veteran, Anggota Laskar Hisbullah, Barisan Selempang Merah & Saksi/Pelaku Sejarah).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.